Senin, 16 November 2009

THE LAST SAMURAI, JEPANG MEMANG MENGAGUMKAN



Sekali lagi saya membuktikan bahwa untuk urusan update film saya adalah orang yang paling ketinggalan. Malam ini, saya baru saja selesai menonton film The Last Samurai. Berawal dari kegelisahan karena kapasitas disk D di laptop mulai penuh, maka saya mulai mencari file apa yang seharusnya dihapus. Saat mencari di folder film (folder ini yang ukuran datanya paling besar) saya menemukan file film ini. Alhasil, alih-alih meremajakan harddisk saya mulai asyik menonton.

The Story
Film ini bermula ketika Nathan Algren (Tom Cruise) seorang mantan kapten perang ditawari melatih pasukan Jepang untuk menumpas pemberontak. Hal yang mengingatkannya kembali akan kenangan masa lalunya ketika ia menjadi kapten saat perang melawan pasukan Indian. Dengan diimingi gaji yang tinggi akhirnya Algren menerima permintaan tersebut.

Dimulailah latihan tersebut. Para pasukan Jepang yang berasal dari rakyat jelata dan petani dilatih untuk menggunakan senapan mesin. Saat pasukan masih belum mahir menggunakan senjata perintah perang melawan pemberontak telah diserukan. Berawal dari diserangnya kereta milik kaisar oleh kelompok Katsumoto (Ken Watanabe), Omura juru bicara kaisar memerintahkan agar prajurit yang masih amatir ini turun berperang.

Hasilnya dapat diterka, kalah telak. Algren yang menolak mundur melihat dari garis belakang ditawan oleh Katsumoto. Dibawa ke desa markas pasukan pemberontak Algren dirawat oleh Taka (Koyuki) seorang istri dari prajurit Katsumoto yang dibunuhnya. Kepatuhan Taka pada Katsumoto membuatnya tetap merawat Algren dengan baik sekalipun dalam hati ia dendam karena suaminya terbunuh.

Perlahan Algren mengenal kultur budaya para pasukan samurai yang disebut pemberontak itu. Pasukan yang terasingkan dan dianggap pemberontak karena kemajuan zaman, pasukan yang turun temurun melindungi rakyat dan terlupakan karena budaya mulai terlupakan, pasukan yang dianggap pemberontak hanya karena ingin melindungi kaisar dari budaya asing. Algren yang sedikit-sedikit mempelajari budaya samurai itu mulai mencintai apa yang tadinya menjadi musuhnya.

Para Samurai itu sejak bangun pagi hari senantiasa mendedikasikan dirinya untuk kesempurnaan. Sebuah kedisiplinan yang belum pernah dilihatnya selama ini. Sampai akhirnya ia mendapatkan inti tentang semangat ksatria, semangat bushido. Sebuah budaya yang mengontrol seluruh tindakan rakyat jepang, para samurai.

Di akhir cerita, film ini berkisah tragis. Seluruh pasukan samurai kecuali Algren tewas di peperangan. Namun semangat pantang menyerah dari para samurai itu berhasil menyadarkan para pasukan jepang akan siapa sebenarnya yang mereka lawan. Ksatria pelindung mereka selama ini.

Terbukti, kematian Katsumoto yang merupakan guru kaisar beserta seluruh samurai lainnya tidak sia-sia. Kaisar yang selama ini dikontrol Omura mulai mengambil sikap. Ia membatalkan perjanjian kerjasama dengan Amerika karena tak menguntungkan rakyatnya. Ia ingat kembali dengan semangat samurai yang diajarkan Katsumoto, bahwa modernitas tak harus membuat kita lupa dari mana kita berasal.

Selesai nonton
Sekali lagi setelah nonton film ini saya makin mengagumi Jepang. Apapun tentang Negara ini selalu menarik ketika ia dikisahkan. Nampak jelas sekali kalau Jepang sangat menghargai budayanya. Mengangkat budayanya lewat modernitas agar dikenal, disenangi dan dikagumi oleh seluruh dunia. Pakaian, adat, sopan santun, etika semua diperlihatkan.

Siapa yang tidak tahu kalau orang Jepang akan membungkuk ketika memberi salam sebagai penghormatan. Siapa yang tidak tahu kalau Ramen, Sake, Dorayaki adalah makanan khas jepang dan siapa yang tidak tahu instrument musik Jepang tanpa harus menunggu syairnya dinyanyikan.

Di film, komik, animasi semua tak lupa menampilkan itu. Sebuah media untuk memperkenalkan budayanya pada dunia. Dan terbukti berhasil bahkan mampu membuat anak-anak muda di sebuah Negara besar banyak yang meniru gaya mereka.

Akhirnya saya hanya bisa merenung, di Negara saya ada budaya yang harus di klaim dulu oleh Negara tetangga baru sibuk dipromosikan, di Negara saya ada makanan yang dicuri oleh Negara tetangga baru sibuk mengganyang. Bingung, padahal ketika tak ada klaim barang tersebut tak pernah menjadi sesuatu yang penting, tak dipedulikan sama sekali. Lantas kenapa marah kalau barang yang tak kita pedulikan itu diambil orang karena mereka anggap itu sangat berharga. Mungkin kita perlu sedikit menumbuhkan kesadaran untuk mencintai budaya kita sendiri. Menyertakannya di setiap karya yang kita buat. Kalau misalnya ngeband coba masukin angklung sebagai salah satu alat musiknya. Kalau bikin pementasan teater pake dong batiknya, atau kalau bikin puisi kenapa ga coba pake bahasa daerah.

Hmm, susah kalau anggapan keren adalah seperti Negara super power.

Tapi kemudian saya ingat, apa yang sudah saya lakukan untuk melestarikan budaya Negara ini. Main musik jelas saya tak bisa, ikut teater saya bukan aktor yang bisa bermain teater, bikin puisi dan membacakannya, ah saya terlalu malu. Tak ada yang bisa saya lakukan, hmm tidak juga. Kalau saya tidak bisa itu semua mungkin saya cukup tersenyum setiap kali bertemu orang agar bangsa ini tetap dikenal keramahannya.

Continue reading...

Kamis, 05 November 2009

One Day at Batam! (Part 2)

Continue reading...

Rabu, 04 November 2009

One Day at Batam!

Tebak ini dimana?
Continue reading...

Senin, 28 September 2009

LINTAH

Semoga dia bukan LINTAH..

-kekhawatiran setelah melihat situasi dan kemiripan dengan cerita Djenar Maesa Ayu- Continue reading...

Selasa, 08 September 2009

PILKARET DI KAMPUNG SAYA (Bagian -1)

“Ya Alloh Lunasilah hutang-hutangku, serta jauhkanlah aku dari kemalasan serta kemiskinan”
Amiiin.

Sengaja saya buka dengan doa seperti ini karena akhir-akhir ini saya malas sekali menulis. Alhasil jadilah blog ini seperti terbengkalai. Ada banyak hal yang ingin saya tuliskan sebenarnya, kegelisahan, cemas, bahagia, sedih dan lainnya hanya saja ketika ia diniatkan agar menjadi tulisan maka kemalasan dengan derasnya melanda.

Semenjak lulus kuliah kemarin praktis seharian saya di rumah terus. Harusnya menulis bisa menjadi lebih produktif karena tak ada kerja lainnya, tapi ternyata saya salah. Diam membuat saya jadi tak peka dengan keadaan sekeliling. Berita saya ketinggalan, informasi kehilangan, hasilnya saya makin terpuruk dalam kemalasan.

Ternyata benar adanya, emotion depend on motion. Ketika diam maka emosi juga cenderung stabil tak ada yang membuatnya menggelegak sedemikian rupa. Tapi akhirnya saya tahu, cara untuk mengatsinya mudah saja. Saya harus terus bergerak.

Banyak hal yang terjadi belakangan ini, mulai dari konflik Indonesia – Malaysia, Pelantikan anggota dewan yang baru, tawaran pekerjaan, Target menamatkan novel baru, proses pencarian novel yang akan diterbitkan hingga Ibu saya yang menolak ditawari jadi RT.

Saya tak ingin membahas semuanya. Konflik Indonesia – Malaysia, saya malas menanggapi masalah adu domba seperti ini. Pelantikan anggota dewan yang baru, harapan saya semoga mereka bisa menjaga dirinya sendiri dari godaan di dewan selama 5 tahun ke depan. Tawaran pekerjaan, saya masih belum berminat untuk mencari kerja [di Lobam, terancam tidak lebaran nanti]. Novel “Negeri 5 Menara”, ini novel wajib baca sepertinya. Tinggal tunggu dia jadi best seller dan semua orang rebutan buat beli. Selanjutnya dalam 2 minggu ini sudah ada 2 orang yang mengirimkan naskahnya untuk diterbitkan di newParadigma, tinggal proses seleksi.

Nah, ini yang terakhir dan terpenting. Pemilihan RT di kampung saya.

Saya ingin membahas tentang ini. Rasanya lebih menarik. Tidak terlalu rumit, jadi tidak terlalu memaksakan otak saya bekerja terlalu keras. Maklum punya saya cukup pas-pasan, takutnya bakal overheat kalau terlalu dipaksakan.

Tapi sayang, rasanya saya sudah terlalu mengantuk. Cerita tentang pemilihan RT di kampung saya terpaksa harus ditunda di postingan selanjutnya.

***

Continue reading...

Senin, 31 Agustus 2009

MENCINTAI PUASA

Bulan ini semua Puasa,
Anak kecil, remaja, pria, wanita, orang tua,
Yang berakal semua puasa,
Bahkan setan-setanpun berpuasa dari pekerjaan
Sehari-harinya,,

Kalau ada orang yang tetap bersikeras melakukan
Pelanggaran seperti biasanya,
Mengumbar hawa nafsunya dan tindakan sesukanya,
Pastilah karena ruh setaniyah sudah benar merasuk
Dalam dirinya,,

Mereka yang berakal harusnya mampu menjadi
Manusia puasa di sisi rekan-rekannya yang lebih memilih
Menjadi manusia kenduri,
Karena makhluk paling mulia di sisi Tuhan tentulah
Manusia puasa,
Sebuah hidangan terbaik yang bisa kita sajikan pada Tuhan,

Hanya manusia puasa yang bisa merasakan
Nikmatnya berbuka,
Hanya mereka yang mengalami keterpisahan
Yang bisa merasakan Nikmatnya Kebersamaan

Hanya itu kata-kata yang mampu kutuliskan untuk
Orang yang benar-benar aku Cintai

(my room, 310809, 6.26) Continue reading...

Kamis, 13 Agustus 2009

Seperti Hidup Kembali,,


Kau temukan aku..
Ketika ku rapuh..
Terdampar membisu seperti debu

Matahari..
Seakan tak lagi..
Menyinari hati sepi ini..

Kau temukan aku ketika aku jatuh
Terhempas membisu terbalut pilu

Matahari seakan tak lagi..
Menyinari hati sepi ini

Luka tertinggal dihati..
Terlalu dalam untuk pergi..
Melumpuhkan seluruh hidupku..
Hidupku..


Beri aku cinta..
Beri aku rasa..
Agar aku bisa seperti dirimu..

Beri aku sentuhmu..
Beri aku rindumu..
Agar aku bisa..
Seperti hidup kembali..


Kau nyalakan cahaya hati..
Yang telah mati..
Kau terangi gelap dihati..
Bangkitkan jiwaku..
Dari mimpi burukku..


download lagunya disini

Continue reading...

Senin, 10 Agustus 2009

3 Tahun Belakangan Ini,,

Malam tadi sambil menunggu pesan singkat dari seseorang, saya mendapatkan sebuah pesan dari teman saya. Teman satu ini banyak menginspirasi saya dalam kehidupan kampus saya. Secara fisik tak ada yang terlalu istimewa darinya hanya saja kepercayaan diri serta tekadnya menjadikan tampilan fisiknya itu tak lagi menjadi penting. Ya, saya menghormatinya dengan sangat.

Isi pesan singkat yang dikirimkan pada saya dan teman yang lain tentunya (salah satu cara untuk menghabiskan bonus sms) adalah :

“Selamet ya bro,
12 hr lg uda gak jd mhs da jd amd.
Kalo dpt info gawe atw usha jarngan
jangn puts”


Langsung ada yang menohok seketika saat saya membaca pesan ini. 3 tahun rasanya cepat berlalu, baru kemarin rasanya mengalami OSPEK dan sekarang hanya tinggal 12 hari lagi saya memiliki status sebagai mahasiswa. Kehidupan kampus akan segera berakhir dan kehidupan sesunguhnya akan segera dimulai, sebuah Universitas Kehidupan yang sangat luas. 3 tahun di kampus saat ini adalah laboratorium, tempat uji coba untuk masuk ke universitas kehidupan. Semuanya akan diuji, akan menjadi apakah setelah tamat kuliah, menjadi mutiara atau sampah.

Nostalgia semasa kuliah rasanya kembali berputar dalam ingatan saya saat itu. Ya, kampus itu telah memberikan saya berjuta warna baru bagi kehidupan saya. Di kampus itu saya bertransformasi menjadi orang yang berbeda dari saat saya sekolah dulu. Dan proses transformasi ini saya anggap sebagai sebuah keberhasilan dari kenaikan mutu hidup saya sebagai seorang manusia. Karena kalau selama 3 tahun ini tak ada perubahan berarti dalam diri saya maka pastilah kegagalan akan mewarnai kehidupan saya selanjutnya.

Banyak hal terjadi di kampus itu, suka, duka, marah, benci, cinta, orasi, retorika, organisasi, teman, rival, sahabat, keluarga dan banyak lagi lainnya.

Terlalu banyak yang ditanamkan sehingga tak ingin rasanya kehilangan, karena akan terlalu banyak yang harus hilang kalau itu sampai terjadi. Kalau pun harus berpisah saya tak ingin kehilangan. Biarlah rasa itu tetap seperti ini.

Saya mencintai semuanya..

***

Continue reading...

Minggu, 09 Agustus 2009

OSPEK itu Ujian Komitmen,,

Sudah beberapa hari ini saya selalu ditagih untuk menulis. Salah saya juga sepertinya karena sejatinya saya sendiri yang berjanji. Jadilah saya selalu diteror karenanya, terutama oleh Noe. Anak kecil ini hampir tiap hari bahkan tiap pesan singkatnya selalu menyisipkan pertanyaan yang serupa ancaman bagi saya.

Tema tulisan yang saya janjikan adalah seputar OSPEK. Kegiatan yang merupakan warisan zaman Belanda ini sampai sekarang masih terus menjadi kontroversi, bagi mereka mahasiswa pengusung nilai-nilai kesamaan maka Ospek yang mereka rasakan harus juga dirasakan oleh mahasiswa baru berikutnya. Lain lagi dengan mahasiswa pengusung hak azasi, bagi mereka kegiatan ini sungguh sangat tidak manusiawi.

Bagi saya sendiri, kedua model mahasiswa ini sudah pernah saya jalani. Sebagai pengusung hak Azasi dan pengusung prinsip kesamaan. Tak ada yang salah dan tak pula ada yang benar. Karena kebenaran hakiki hanya ada di langit, di bumi kebenaran itu hanya serupa semburat sinar saja dari langit yang ketika sampai di Bumi semua kadang hanya semu belaka.

Suka atau tidak, Ospek merupakan kegiatan yang harus ada. Karena ia merupakan gerbang awal seorang mahasiswa untuk mengenal dunia kampusnya. Banyak hal menarik, kenangan-kenangan tak terlupakan, teman, sahabat bahkan pacar bisa bermula dari sini. Tapi itu sedikit kesenangan saja, karena kesenangan ini ternyata harus dibayar mahal dengan kegiatan perpeloncoan.

Nah, untuk kegiatan satu ini, saya yakin tak ada orang yang ingin mengalaminya 2 kali. Tapi untuk melakukan kegiatan ini maka banyak orang yang ingin berkali-kali. Lantas apa saja biasanya bentuk perpeloncoan ini? Bentakan, makian, dan hinaan itu biasa. Kalau sedang sial, kekerasan fisik pun bukan tak mungkin menimpa. Perbuatan-perbuatan bodoh yang kadang tak masuk akal pun seringkali diperintahkan agar dilakukan, hanya untuk sekedar lucu-lucuan. Tapi betapapun tak masuk akalnya tetap saja hal itu dilakukan, lebih karena perasaan takut atau rasa menghormati senior saja.

Rasanya pastilah sangat tidak menyenangkan. Tapi watak perpeloncoan memang seperti itu, disukai atau tidak dia tetap harus ada. Anggap saja sebagai latihan, karena hidup memang tak bisa lepas dari yang namanya perpeloncoan. Perpeloncoan bukan sekedar tradisi balas dendam dari senior pada juniornya. Kalau kita pahami maknanya maka perpeloncoan merupakan sebuah ujian bagi sebuah komitmen. Bahwa kehidupan kampus itu keras pastinya. Untuk yang ingin benar-benar menjadi mahasiswa maka pekerjaannya bukan hanya sekedar belajar akademik saja, tapi ada kewajiban untuk riset dan pengabdian pada masyarakat. Karena ketika fokusnya hanya pada akademik dan mengabaikan yang lainnya maka apa bedanya dengan dulu ketika masih jadi pelajar.

Jadi perpeloncoan benar-benar merupakan sebuah ujian komitmen para mahasiswa baru untuk mengarungi kehidupan kemahasiswaannya.

Tentu saja harus ada perbaikan ke depannya agar perpeloncoan lebih rasional, maksudnya sekalipun ingin mengerjai maka harus masuk akal. Tidak boleh membodohi, karena tentu saja hal itu tidak mendidik sama sekali. Kalau ingin lucu-lucuan tapi tak mendidik tonton saja tawa sutra itu. Saya termasuk orang yang paling tak suka dibodohi, apalagi ketika ternyata orang yang membodohi saya itu tak lebih pintar dari saya. Ini yang terjadi ketika saat saya di pelonco dulu, senior yang mengerjai saya itu ternyata mengulang mata kuliah dan belajar bersama di kelas saya. Akhirnya, rasa menghormati senior yang harusnya ada itu hilang begitu saja. “Lha, pantesan aja guyonannya bodo, wong orangnya juga bodo” pikir saya saat itu.

***

Continue reading...

I'm In LOVE..

Continue reading...

Kamis, 06 Agustus 2009

KETIKA “SANG MUNAFIK” BEKERJA

Kemarin saya baru saja menonton sebuah reality show yang sungguh sangat tidak bermutu. Acara televisi dari hari ke hari makin tak mendidik saja rasanya, sampai reality show seperti ini pun diputar juga. Ada sedikit perubahan dari acara reality show ini dari yang biasanya. Kalau biasanya menggunakan sistem investigasi maka kali ini formatnya berada dalam studio. Tapi permasalahan yang dibahas tetap saja masalah cinta.

Tingkah laku orang-orang ini, yang membuka aibnya di depan umum sungguh memalukan. Ingin rasanya memaki kalau perlu memukuli orang yang terlibat dalam acara tersebut saking bencinya saya pada apa yang mereka lakukan.

Sekarang mari saya ceritakan ulang betapa bodoh dan noraknya orang-orang ini. Ceritanya bermula tentang laporan adanya permasalahan entah dari pasangan tak resmi (pacar.red) atau dari sahabatnya sendiri kurang tahu juga karena saya menontonnya saat pertengahan. Yang pasti ketika itu mereka terlibat adu mulut. Si tersangka sedang marah karena sahabatnya sendiri ternyata mengkhianati dengan menceritakan perilakunya pada pacarnya. Dia menuduh kalau sahabatnya itu berbohong padanya, tapi yang sebenarnya si sahabat ini hanya dendam karena pacarnya direbut si tersangka ini. Sementara diantaranya pacar si tersangka sudah menangis dengan tersedu-sedu.

Keadaan makin runyam, si tersangka makin tersudut ketika si sahabat membawa pacarnya untuk memberikan kesaksian. Lalu muncul pula pasangan tak resmi (pacarlagi.red) yang tentu saja makin memojokkan si tersangka ini. Wajahnya sudah pucat pasi, keadaanyya saat ini sudah seperti maling yang tertangkap basah oleh warga, bedanya yang memergokinya saat ini adalah jutaan pasang mata masyarakat Indonesia. Saya prediksikan keadaannya saat itu pastilah lebih parah dari maling yang dipergoki warga tersebut. Dipukuli secara fisik memang tidak, tapi dipukuli secara psikis hingga malu seperti itu pasti efeknya lebih parah ketimbang maling tadi.

Dan akhirnya, si sahabat tadi mengeluarkan kartu truf nya dengan mengatakan bahwa si tersangka adalah simpanan tante-tante. Haha, dan tentu saja ini sudah merupakan pukulan yang sangat telak untuk membuat mental si tersangka ini jatuh di dasar yang dalam sekali.

Sepanjang pertunjukan ini saya terus memaki orang-orang ini, mengomentari betapa bodohnya orang-orang ini dan mengkritisi serta menuntut agar acara ini baiknya dihilangkan saja karena tak mendidik sama sekali. Tapi perlahan dalam memaki itu saya kembali melihat diri sendiri, kalau saya memang tak suka kenapa saya bisa terus menonton acara ini walaupun sambil memaki, kalau saya anggap orang –orang ini bodoh karena membuka aibnya sendiri maka pastinya saya lebih bodoh lagi karena menonton acara bodoh ini, kalau saya menuntut untuk menghapus acara ini, kenapa saya terus menonton dan menikmati.

Akhirnya saya sadari saya tak semulia itu, kalau hanya untuk sekedar masalah acara tak berkualitas saja saya bisa munafik seperti ini pastilah saya hanya seorang yang suka berpura-pura mulia di hadapan forum mulia.

Ah, baru sebatas ini ternyata perjalanan kehidupan spiritual saya..

***

Continue reading...

Kamis, 30 Juli 2009

KAMU BERAPA SEJAM?

Akhir-akhir ini pertanyaan semacam ini sering saya pertanyakan pada teman-teman terdekat saya. “Kamu Berapa Sejam?” Tanggapannya bermacam-macam, ada yang sambil bercanda, sewot dan menganggap kurang ajar, pura-pura tak mengerti, memandang dengan ekspresi jijik dan lainnya, yang pasti dari seluruh reaksi semuanya bersifat negatif. Hanya ada satu teman saya yang langsung menjawab dengan senang hati. Haha, anak ini memang berbeda.

Rasanya tak ada yang salah dengan pertanyaan ini. Ia serupa saja dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya, positif atau negatif tergantung bagaimana cara memandangnya saja. Tapi dari reaksi yang diberikan teman-teman saya hanya satu jawaban yang bisa disimpulkan. Ini pertanyaan negatif.

Dan karena ini pertanyaan negatif maka reaksi seperti itu sah saja diberikan. Masih untung tidak sampai ditampar atau ditendang. Tapi dalam hati, bukan reaksi semacam ini sebenarnya yang saya harapkan. Saya mengharapkan jawaban yang lebih positif.

Bagi saya sendiri pertanyaan ini menyadarkan kita bahwa selama ini kita kerap kali memberikan harga yang begitu murah pada waktu yang kita miliki. Time Value Of Yourself (TVoY), adalah kemampuan untuk menentukan seberapa mahal kita menghargai waktu yang dimiliki sehingga menyayangkan penggunaannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Rendahnya penghargaan terhadap TVoY mengakibatkan banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif sama sekali. Kurangnya menghragai waktu ini juga menyebabkan sulitnya bangsa ini untuk maju.

Lihat saja, bagaimana mau maju, kalau pegawai yang ngurus negerinya (baca: PNS) bolos melulu, bagaimana mau bersaing kalau jam kerja sudah pada nangkring. Begitu murahnya kita menghargai waktu yang dimiliki membuat kita cenderung menjadi orang yang berleha-leha dalam menjalani kehidupan.

Waktu yang sebegitu pentingnya malah sering kita anggap remeh sama sekali. Padahal Tuhan saja, pemilik segala, ketika bersumpah ia menggunakan waktu. “Demi waktu”. Kita, yang kerap kali membawa nama Tuhan dalam bersumpah ternyata seringkali menyia-nyiakan waktu. Benda yang disebut oleh Tuhan itu.

Dan kalau pada akhirnya kita terus merugi karena si waktu, jangan sesali karena janji Tuhan memang begitu.

Continue reading...

Kamis, 23 Juli 2009

KETIKA SAYA INGIN TINDIK

Tindik atau body piercing adalah seni melubangi bagian tubuh, biasanya dilakukan di telinga, hidung, lidah, bibir atau bagian lainnya. Dulu, kegiatan ini dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Menyerupai perempuan adalah dosa katanya. Tapi saat ini, ia seperti telah menjadi trend saja. Tak hanya penjahat, biang masalah yang kerap melakukan piercing pada tubuhnya tapi artis pun banyak. Atau artis dan biang masalah itu sama saja sebenarnya? Ah, saya tak terlalu paham tentang itu. Masalah tindik ini saya punya cerita sendiri tentangnya. Begitu membekasnya ia dalam ingatan saya hingga sulit sekali rasanya untuk melupakannya begitu saja.

Kejadiannya pada saat saya masih STM dulu, waktu itu saya sedang melaksanakan magang. Perusahaan tempat saya magang adalah perusahaan dengan jumlah anak magang paling ramai. Tak hanya dari STM tempat saya saja, tapi juga dari luar daerah seperti Bangkinang, Pekanbaru dan Padang. Sebuah pemandangan yang lebih terlihat seperti sebuah pemanfaatan.

Ada satu orang teman magang saya yang menarik perhatian saya saat itu. Dia teman yang berasal dari STM Padang. Wajahnya biasa saja kalau tak ingin untuk disebut parah. Yang menarik bagi saya pada saat itu adalah tindikan di telinganya. Tindikan itu sederhana saja sebenarnya, ia tidak dihiasi dengan anting yang begitu mahal harganya dan begitu keren bentuknya. Hanya sebuah anting bulat berwarna hitam biasa. Tapi entah kenapa hal ini menimbulkan keinginan saya untuk memiliki tindik juga di telinga saya.

Lama saya amati teman saya yang satu ini, hingga akhirnya saya tak tahan untuk menceritakan keinginan saya untuk tindik pada teman yang lain. seorang Kakak kelas saya, jauh di atas saya, saat itu dia sudah kerja disana. Mulanya sebelum saya menceritakan keinginan saya, saya memancingnya dulu dengan obrolan ringan seputar tindik.

“anak itu keren bang ya” kata saya padanya

“emang kenapa” jawabnya

“tindikannya itu, abang ga tindik?” tanya saya

Dan jawaban selanjutnya benar-benar mengubah seketika keinginan saya tersebut.

“Tindik itu cuman buat orang-orang ganteng” jawabnya sambil lalu

“??? Maksudnya???” saya bingung

“Ya, dengan tindik itu, orang – orang ganteng itu ingin menonjolkan kegantengannya. Ada sesuatu yang menarik pada diri mereka dan tindik itu adalah umpannya. Nah, kalo dia. udah kayak gitu, tindik pula. Itu bunuh diri namanya, menonjolkan kejelekannya sendiri. Rasanya tak ada yang lebih bodoh dibandingkan memperlihatkan keburukan sendiri”

Saya diam mendengar jawaban itu.

“Kenapa? Mau tindik?” tanyanya.

“Ga, nanya aj” elak saya

Semenjak itu, keinginan untuk tindik atau melakukan apapun pada diri ini saya hilangkan sama sekali. Tentu saja saya sangat sadar bahwa saya tak masuk dalam golongan orang-orang ganteng itu. Betapa menghargai apa yang telah diberikan adalah sebuah keharusan. Namun seringkali kita melakukan sesuatu yang terlalu memaksakan hingga akhirnya hanya membuka aib dan kebodohan sendiri.

***

Continue reading...

Birokrasi

pelayanan
salaman
uang
setoran
giro
relasi
rekening sendiri
arsip
laporan fiktif
dengan data-data tahun-tahun lalu mengutip
prioritas departemen sesaat
buta mata buta hati
atau dibutakan
atau memaksakan diri jadi buta
aku ingin muntah!

(lupa ngutip dari mana.. sori) Continue reading...

Rasa di Pagi Hari,,

Ini sekedar tulisan pembuka di hari ini. Tak jelas juga sebenarnya mau nulis apa, hanya saja rasanya ada sesuatu yang mendorong untuk menulis pagi ini. Jadi kalau mengharapkan sesuatu yang bermanfaat dari tulisan ini maka saya sarankan untuk berhenti sekarang juga, daripada anda menyesal nantinya.

Cuaca di Batam masih seperti biasa, tak menentu. kemarin hujan turun deras sekali pagi-pagi. Tapi hari ini, matahari sudah bersinar ceria. mudah-mudahan seperti ini terus hingga nanti sore. Dari kemarin ketemu dengan temen-temen panitia perpisahan angkatan 2006 di facebook, pertanyaannya selalu sama. "Kapan ke kampus?, bayar uang perpisahan." haha, saya janjikan saja hari ini. Hormat saya untuk teman-teman yang dengan sangat serius menggarap acara perpisahan ini.

3 tahun bersama rasanya tak terasa, dan sekarang semua harus memulai kehidupannya masing-masing. membangun catatan sejarahnya. "Akhirnya kita jalan masing-masing" kata teman saya. heh, kalo dipikir benar juga, hampir selalu bersama baik dalam organisasi maupun menghadapi rintangan akademik.

Ya, perpisahan itu akan segera tiba. semoga bisa sukses semuanya..
Continue reading...

Rabu, 22 Juli 2009

Logo nP (revisi)

Continue reading...

Senin, 20 Juli 2009

To Love You More,,

Take me back into the arms I love
Need me like YOU did before
Touch me once again
And remember when
There was no one that YOU wanted more

Don't go YOU know YOU will break my heart
she won't love YOU like I will
I'm the one who'll stay
When she walks away
And YOU know I'll be standing here still

I'll be waiting for YOU
Here inside my heart
I'm the one who wants to love YOU more
Can't YOU see I can give YOU
Everything YOU need
Let me be the one to love YOU more

See me as if YOU never knew
Hold me so YOU can't let go
Just believe in me
I will make YOU see
All the things that YOUR heart needs to know

I'll be waiting for YOU
Here inside my heart
I'm the one who wants to love YOU more
Can't YOU see I can give YOU
Everything YOU need
Let me be the one to love YOU more

And some way all the love that we had can be saved
Whatever it takes we'll find a way

Believe in me
I will make YOU see
All the things that your heart needs to know

I'll be waiting for YOU
Here inside my heart
I'm the one who wants to love YOU more
You will see I can give YOU
Everything you need
Let me be the one to love YOU more Continue reading...

Sabtu, 18 Juli 2009

PENGHUNI BARU ITU

Akhir – akhir ini rumah saya kedatangan penghuni baru. Penghuni baru yang awalnya tak pernah saya perhatikan sama sekali. Kedatangannya hampir bersamaan dengan kepulangan ayah saya. Kebetulan, ah tak mungkin, katanya tak ada yang namanya kebetulan. Tapi rasanya semenjak renovasi rumah saya selesai penghuni baru tersebut makin banyak saja di rumah saya.

Saya bukan orang yang terlalu menyukai penghuni baru ini, tapi saya pun tidak membencinya. Bagi saya hewan ini hanya simbol kemalasan saja. Setiap hari kerjanya tidur-tiduran, minta dibelai dan mengeong minta makan. Ya, kucing-kucing kampung itu jadi banyak berkumpul di rumah saya belakangan ini, hanya sekedar untuk tidur-tiduran, dibelai atau meminta diberikan makanan sisa.

Dari sekian banyak kucing yang beredar di rumah saya, yang paling setia menunggui adalah kucing belang jingga dengan warna dasar putih ini. Sampai tulisan ini saya ketik kucing itu kami namai maria. Pilihan lainnya saphira ditolak, sedang nama usulan saya yang paling pertama dieliminasi. Padahal saya rasa “si Bodoh” itu nama yang cukup seksi.

Kucing ini sehari-hari kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Kalau tak di keset depan rumah maka di ember berisikan karung yang ada di dekat pintu dapur. Tidur seharian, dan hanya bergerak ketika makanan diberikan. Makan, tidur, makan lagi mewah sekali hidup si kucing ini. Rezeki tiap makhluk memang sudah ada yang mengatur, bahkan untuk kucing yang begini pemalas pun ia masih bisa selalu kenyang dan tak terancam kelaparan.

Dari sekian banyak orang di rumah saya, Ayah saya adalah yang paling perhatian untuk urusan memberi makan kucing ini. Mulanya ia hanya mengumpulakan sisa-sisa makanan, kalau ikan maka tulang dan kepalanya adalah bagian untuk kucing ini, begitupun makanan lainnya. tak ada sisa yang tak diperuntukkan bagi kucing satu ini. Lama mendapat sisa, sekarang ini ada yang bertambah bagi menu si kucing ini. Kali ini tak sekedar sisa, ia bertambah menjadi nasi dan lauk sisa, hingga kami menyebutnya “nasi kucing” yang in benar-benar nasi untuk kucing.

Sekarang tiap kami selesai makan maka ada pesan yang selalu diteriakkan “sisanya jangan dibuang ke tempat sampah, kumpulin buat kucing”. Dan begitu sisanya sudah terkumpul maka ayah saya pun segera menyiapkan nasi kucing untuk diberikan ke peliharaan barunya itu.

Kehadiran kucing tersebut di rumah saya itu menyadarkan saya untuk mengagumi ayah saya akan kasih sayangnya. Terlalu jarang bertemu membuat saya seakan terlupa dengan salah satu orang yang paling penting dalam hidup saya ini. Terhadap kucing saja ia bisa begitu perhatiannya, kenapa saya tak pernah sadar akan kasih sayangnya itu selama ini. Kalau hanya cukup lewat kucing kampung ini saya tersadar akan sesuatu yang begini pentingnya pastilah kucing ini lebih mahal dari angora atau jenis kucing mahal lainnya.

***

Continue reading...

Rabu, 15 Juli 2009

Ini (bukan) Tulisan Cinta,,


Sampai hari ini, perlahan saya mulai mengenali diri. Pelan-pelan saya makin jelas tentang bagaimana saya selama ini. Rasanya ingin tertawa saja kalau ternyata apa yang saya lakukan selama ini bukan karena apa yang banyak orang lain bayangkan tentang saya. Melakukan penipuan, entahlah tapi rasanya bukan. Saat itu saya hanya belum mengenali kualitas diri saja.

Kalau sampai hari ini saya boleh mengklaim sendiri prestasi bagi diri ini, maka saya yang belum pernah berpacaran hingga saat ini mungkin bisa dijadikan salah satu rekor terbaik saya, salah satu prestasi saya. Bukan karena tak pernah jatuh cinta, tapi karena terlalu seringnya saya jatuh cinta.

Mulai dari SD saya sudah mencintai teman sekelas saya. Dan ini terus berlanjut hingga SMP, kemudian saat SMK dan hingga kini dari semester pertama hingga terakhir kuliah. Terhadap teman-teman wanita yang saya kenal selama bersekolah sulit bagi saya untuk tidak jatuh cinta. Terlalu lemah rasanya untuk tidak jatuh pada jebakan yang begitu sering hanya terlihat indah di luar namun banyak hal mematikan di dalamnya.

Tapi, mudahnya saya jatuh cinta tak berbanding lurus dengan mudahnya saya mengungkapkan cinta. Persoalan mengungkapkan cinta ini adalah persoalan yang sangat rumit dan sulit bagi saya. Ia serupa dengan pertaruhan harga diri. Dan saya bukan orang yang cukup kuat untuk malu menanggung luka pada harga diri ini. Lebih baik mati saja rasanya daripada harus menanggung malu seperti itu. Tapi persoalan bunuh diri ini pun bukan persoalan gampangan. Saya masih kerap belum siap untuk mati dengan cara seperti itu.

Jadilah selama ini, ekspresi cinta saya hanya saya lakukan di alam imajinasi. Ia lebih aman, lebih murah, dan lebih mudah. Saya bisa bebas kapan saya ingin mencintai, kapan saya ingin berhenti dan kapan mencintai lagi. Lebih aman pula karena saya bisa mencintai dua orang atau lebih tanpa harus mendapatkan siraman di muka seperti yang kerap diperlihatkan reality show saat ini. Lebih murah tentu saja karena mencintai dalam imajinasi tak perlu repot-repot menghabiskan ongkos untuk sekedar nonton, jalan atau makan.

rekor yang saya bukukan bukan karena kepatuhan saya terhadap nilai-nilai dan ajaran agama, saya bisa saja sering ngomong panjang lebar tentang larangan pacaran di depan orang, tapi kualitas diri saya bukan pada tahapan itu. Bukan karena kepatuhan itu. Lebih pada rasa malu saya, malu pada diri sendiri itu.

Dan tentu saja saya tak ingin membatasi diri untuk tidak jatuh cinta, karena cinta itu perlu bagi saya untuk menciptakan kedamaian dalam diri ini, menumbuhkan semangat kembali setiap hari. Maka untuk itu rasanya saya perlu lebih luas lagi dalam hal jatuh cinta ini, agar segala apa yang saya lakukan bisa selalu menggelora dan selalu luar biasa. Mungkin pada anak jalanan yang sibuk berjualan koran itu, ibu-ibu perkasa yang berjualan makanan menghidupi anak-anaknya atau siapapun orang yang saya temui di jalan.

***

Continue reading...

Sabtu, 11 Juli 2009

UCAPAN SELAMAT SAYA UNTUK JK

Pemilihan Presiden baru berlalu, menyisakan beberapa cerita, suka, duka, protes dan lainnya. Belum ada penghitungan secara resmi dari KPU selaku penyelenggara tapi pemenangnya sudah dapat dipastikan. Dengan perolehan suara lebih dari 50% maka pilpres kali ini memang hanya akan berjalan satu putaran saja.

Bagi saya sendiri, pemilihan presiden kali ini berlangsung kurang menarik, baik pasangan calonnya, saat kampanye [tak satupun capres-cawapres yang mampir ke Batam], debat, maupun pemilihan.

Dari pasangan calon semuanya adalah orang-orang tua yang sudah lebih baik sebagai penasihat, guru bangsa saja ketimbang mengurusi negara. Kampanye yang dilakukan pun selalu begitu saja, hiburan dangdut, keramaian, kerusuhan, pencopetan. Membosankan. Debat yang 3 kali dilaksanakan KPU semuanya pun sama saja tak menarik sama sekali, selain karena kandidat presidennya yang terlalu menahan diri, moderator yang mamndu debat pun sama saja tuanya. Mereka pintar, tentu saja, tapi tak menarik hal ini tak bisa dipungkiri pula. Heran, kenapa tidak menurunkan Rosiana Silalahi atau provokator lainnya yang selain lebih menarik, biasa tampil di depan publik juga pintar.

Tapi terlepas dari itu semua, saya merasa bangga dengan pilihan saya. Jauh-jauh hari saya sudah pasang dukungan saya baik di blog maupun deklarasikan kemanapun, kepada siapapun. Tak ada yang ideal dan baik sepenuhnya menurut saya, tapi saya merasa banyak kesamaan antara saya dan pilihan saya. Rasanya hal ini yang mendasari saya untuk menjatuhkan pilihan pada pasangan tersebut. Pasangan nomor 3. JUSUF KALLA.

Ini pilihan saya yang paling merdeka, tanpa dipengaruhi atau didikte oleh siapapun untuk memberikan dukungan. Proses yang ke depan akan selalu menjadi pertimbangan saya dalam menentukan pilihan. Tak ada lagi pertimbangan isu-isu keagamaan, suku, atau sejenisnya yang digunakan untuk menentukan pilihan. Mau apapun, asal konkrit kerjanya, tak sekedar bicara, tak normatif maka kepadanyalah saya memberikan dukungan.

Dan dengan pilihan ini, saya merasa bangga karenanya sekalipun kalah dengan perolehan suara paling sedikit. Terbukti, pilihan saya adalah seorang negarawan sejati, seorang yang legowo menerima kekalahannya. Seseorang yang kepalanya bisa tetap tegak karena kebanggaan sekalipun kalah.

Terakhir, selamat untuk Pak Jusuf Kalla. Selamanya anda adalah guru saya.

Guru yang mengajarkan bahwa ada yang lebih penting daripada mengejar kekuasaan.

KEBANGGAN.

***

Continue reading...

GURU KEHARMONISAN

Masalah makanan bukan menjadi sesuatu yang penting untuk saya. Asal lapar saya bisa makan apa saja tanpa peduli bagaimana rasanya. Mulai dari masakan jawa, padang, cina dan lainnya saya rasakan semuanya standar saja, walau ada 1 atau 2 yang menempati tempat spesial di hati saya.

Masakan yang paling saya senangi dulu adalah rendang. Masakan khas padang ini, begitu saja membuat saya jatuh hati padanya. Dulu saat Ibu saya memasak masakan ini saya bisa tambah berkali-kali karenanya. Bagi saya ia adalah makanan favorit saya saat itu. Aromanya yang khas, bentuknya yang menggoda dan rasa pedasnya yang luar biasa yang menjadi daya tarik bagi saya.

Tapi saat ini, masakan tersebut adalah masakan yang paling saya hindari. Bukan karena takut kolesterol, jantung atau penyakit-penyakit lainnya, tapi lebih karena keadaan saat ini sudah tak memungkinkan saya untuk dapat menikmati dengan khidmat masakan tersebut. Rusaknya geraham saya membuat memakan masakan tersebut serupa siksa. Mengunyahnya hingga sempurna adalah sesuatu yang hampir mustahil kini saya lakukan. Hingga jika terpaksa bertemu dengan masakan ini saya hanya mengunyahnya dengan sekedarnya untuk kemudian menelannya langsung. Bukan merupakan cara menikmati makanan yang benar tentunya.

Saya menyukai rendang, tapi bukan yang paling. Karena yang paling saya sukai adalah “Mi Ayam”. Makanan ini sejak SMP hingga saat ini merupakan makanan yang paling saya cari dan selalu ingin saya coba, membandingkan rasnya dari penjual yang satu dengan yang lainnya. Kenapa ia menjadi makanan favorit saya, rasanya lebih sebagai pembalasan dendam. Ketika SD dulu saya hampir tak pernah makan makanan ini sekalipun sangat menginginkannya. Jadilah sejak saat itu saya selalu membayangkan kelezatannya saja. Hingga baru ketika SMP saya berkesempatan menuntaskan dendam tersebut, yang akhirnya menjadi sebuah ritual bagi saya hingga saat ini.

Bicara tentang “Mi Ayam” ini dari yang di pinggir jalan hingga dalam mall telah saya coba, dan yang berbeda jauh memang hanya soal harganya. Entah kenapa, makanan ini ketika masuk mall harganya bisa menjadi 2 kali lipat dari harga semestinya. Padahal yang saya temui hampir sama saja, mi, ayamnya, sawi dan kuahnya, itu saja. Simple. Ternyata ada perbedaan kelas, nilai tambah lain ketika ia berada di pinggir jalan dan ketika berada dalam mall.

Tapi dari semuanya, “Mi Ayam” favorit saya adalah “Mi Ayam PodoMoro”. Mi Ayam ini tak berada di mall, ia hanya berada di sebuah kios pada sebuah pasar dekat rumah saya, Pasar Sukaramai. Kiosnya sederhana saja, hanya ada 2 meja panjang disana dengan kursi dan gerobak mi di depannya. Mi ayamnya yang memang sangat dahsyat, mi yang kenyal, ayam yang seluruhnya daging [beberapa penjual mencampurnya dengan tulang], kuah dengan rasa manis pedas yang luar biasa, “Mi Ayam” paling sempurna untuk selera saya.

Di luar soal rasa ada faktor lain yang membuat saya selalu tertarik untuk datang kesana. Pertama, di dalam kios tersebut pasangan suami-istri paruh baya yang menjual “Mi Ayam” ini selalu memutar Langgam Jawi. Musik dan lagu Jawa ini membuat saya merasakan suasana yang berbeda. Suasana yang membuat saya merasa nyaman meski saya tak tahu apa artinya Langgam Jawi tersebut. Hal yang di kemudian hari baru saya ketahui maksudnya, ternyata mereka memutar itu untuk mengobati kerinduan dan menciptakan suasana yang mirip dengan kampung halamannya di Sragen. Kedua, Pasangan suami-istri ini selalu menyambut seluruh tamunya dengan sambutan yang ramah sekelas pelayan di Mall. Tak peduli anak kecil, remaja hingga orang tua, keramahan dan kesopanan adalah harga mati yang harus disertakan dalam pelayanan. Keramahan yang tulus yang tak seperti di mall, keramahan yang penuh tekanan. Sementara sang suami sibuk membuatkan pesanan, maka sang istri mengajak ngobrol ramah sambil membantu suaminya.

Hal ini yang menjadi daya tarik saya kemudian untuk lagi dan lagi datang ke kios “Mi Ayam” ini. Kios “Mi Ayam” yang menjadi guru keramahan, ketulusan, kegigihan serta keharmonisan bagi saya.

***

Continue reading...

Jumat, 10 Juli 2009

I'll Be There For You

I guess this time you're really leaving
I heard your suitcase say goodbye
And as my broken heart lies bleeding
You say true love in suicide

You say you're cried a thousand rivers
And now you're swimming for the shore
You left me drowning in my tears
And you won't save me anymore

Now I'm praying to God
You'll give me one more chance, girl

I'll be there for you
These five words I swear to you
When you breathe I want to be the air for you
I'll be there for you

I'd live and I'd die for you
Steal the sun from the sky for you
Words can't say what a love can do
I'll be there for you

I know you know we're had some good times
How they have their own hiding place
I can promise you tomorrow
But I can't buy back yesterday

And baby you know my hands are dirty
But I wanted to be your valentine
I'll be the water when you get thirsty, baby
When you get drink, I'll be the wine

I'll be there for you
These five words I swear to you
When you breathe I want to be the air for you
I'll be there for you

I'd live and I'd die for you
Steal the sun from the sky for you
Words can't say what a love can do
I'll be there for you

And I wasn't there when you were happy
I wasn't there when you were down
I didn't mean to miss your birthday, baby
I wish I'd seen you blow those candles out

I'll be there for you
These five words I swear to you
When you breathe I want to be the air for you
I'll be there for you

I'd live and I'd die for you
Steal the sun from the sky for you
Words can't say what a love can do
I'll be there for you

(BON JOVI) Continue reading...

Senin, 06 Juli 2009

LOGO NP,,

Continue reading...

06/07/09

Senin ini memulai pagi dengan langsung pergi ke engku putri. Resiko jadi pengangguran, lama-lama di rumah terus bisa gila jadinya. Cuaca Batam masih tak bagus, pagi ini mendung masih menyelimuti. Matahari belum memperlihatkan tanda-tanda akan menampakkan diri, tapi hidup harus terus berlari.

Di seberang sana, pegawai PEMKO akan melaksanakan upacara bendera. Kegiatan ini benar-benar hanya menjadi seremonial belaka, rutinitas tanpa meninggalkan bekas.

Malam ini harusnya ada pertemuan lagi tapi saya tak ingin mengingatkan, kalau dia tak ingat biarlah saya tak datang. Rasanya sudah cukup nyaman seperti ini. Walau rasanya membosankan, tapi sepertinya ini karena hanya belum terbiasa. Tinggal mencoba untuk beradaptasi sedikit maka segalanya selesai.

---

Tinggal beberapa hari lagi Pilpres akan dilaksanakan, tadi malam Megawati dan Jusuf Kalla mengadakan konferensi pers di kantor muhammadiyah. Menuntut perbaikan DPT. Ada-ada saja tingkah elit di negeri ini. terlepas dari membela hak rakyat yang hilang -ini alasan di media. tentu saja di balik itu pasti ada maksud lainnya.

Tapi tak boleh prasangka katanya, karena sebagian dari prasangka itu dosa. ya, terhadap para elit kita tidak boleh berprasangka. Karena apapun yang mereka lakukan pasti telah melalui pertimbangan yang matang dan hasil rumusan terbaik dari musyawarah yang telah dilakukan. Rakyat hanya disini, diam, diarahkan dan disuruh mati di garis terdepan.

Sebuah bukti bahwa mayoritas tak bisa menang dari minoritas. terhadap elit (minoritas), rakyat (mayoritas) tak bisa menuntut haknya. Protes sedikit maka terhadap rakyat elit bebas mencaci maki, memarahi dan menyebutnya tak tahu diri. "Kalian tak tahu apa yang kami lakukan selama ini", bagaimana mungkin mau tahu kalau elit hanya bisa dekat rakyat jika saat "pemilihan" tiba. Setelah itu, mereka kembali ke menara gadingnya dan rakyat ditendang sejauh-jauhnya.

"Minggir, biar ini urusan kami", kata elit dengan lagaknya sok pahlawan.

Yah, Rakyat memang selalu sendiri.
Continue reading...

The Last Prime's

Continue reading...

Kamis, 02 Juli 2009

Find Real MR,, [LAGI]

Jika aku berguru, aku tak meminta guru yang dapat

mengajariku punya kemampuan terbang dan menghilang.

Cukuplah bagiku jika sang guru mau membimbingku

Untuk menyingkirkan batu di jalan,

Rela pada keberuntungan orang lain,

Sabar atas kemalangan diri sendiri,

Senang melihat tetangganya punya barang baru,

Mencintai anak-anak, menyayangi hewan...

Dari guruku, aku tidak mengharapkan pelajaran apapun

Selain pelajaran merendahkan diri dan merendahkan hati

Karena penyakit terbesarku saat ini adalah perasaan

bahwa aku ini ada, penting dan besar


Jika ada seseorang yang memiliki

kualitas kerendahan hati

Dalam artian yang sebenarnya,

Kepada merekalah aku datang berguru,,

(Prie GS, Nama Tuhan Dalam Sebuah Kuis)

Continue reading...

Selasa, 30 Juni 2009

Mengeluh [sebelum 30 tahun]

Setelah hari sebelumnya saya ga ada keluar rumah sama sekali, hari ini mulai habis tengah hari kegiatan saya padat sekali. Dimulai dengan rapat proyek masa depan [perlu tambahan dana, ada yang mau jadi investor. Siap presentasikan proposal bisnis]. Agenda hari itu tak terlalu banyak, hanya membahas angket kuesioner, tarif iklan dan status teman kami.

Hari sebelumnya dia sudah menanyakan alasan kenapa harus ada dia di tim kami, tak saya jawab, karena saya sudah malas [rasanya seperti melihat diri sendiri] dan tak tahu apa alasannya. Menunggu dia, cukup lama, sampai akhirnya dia tiba. Sedikit melanjutkan pembahasan sebelumnya sampai akhirnya menyinggung masalah itu. Menanyakan keinginan dia, masih terus ingin di tim ini atau pergi.

Dengan alasan normative [yang saya rasa tak jujur] dia memutuskan untuk mundur. Ok, fine. Tak masalah buat saya walau sebenarnya alasannya tak saya mengerti. Tapi kadang ada tindakan yang tak perlu sebuah alasan untuk melakukannya. Yang penting senang. Dan saya tak ingin mendebat lagi. Karena percuma saja, kalau bukan dari panggilan pribadi, hal ini akan selalu berulang lagi.

Kami meneruskan proyek itu bertiga saat ini.

Setelah rapat ini saya dapat undangan lagi dari teman SMK saya, Yuda. Ajakan ngobrol sambil ngopi di Mega Mall. Haah, saya tak suka dengan ajakan ini. Akhirnya saya pulang saja. Karena malamnya ada pertemuan lagi dengan seseorang. Jam 8, saya pergi menemui orang tersebut dan diskusi [sekitar 3 jam], sebenarnya lebih tepat disebut curhat ketimbang diskusi.

Keluhan saya banyak sekali.

***

Rasanya, saya jadi orang yang terlalu sering mengeluh akhir-akhir ini. Ketidakpuasan terhadap sesuatu membuat saya menjadi orang yang paling jago dalam hal mengkritik. Saya rasa salah. Tak seharusnya saya menunjukkan jari tangan saya ke orang lain, menyalahkannya. Harus lebih sering introspeksi diri. Hal yang paling sulit adalah ketika harus mengarahkan telunjuk saya ke diri sendiri ketika mengalami ketidakpuasan.

Masih terlalu muda. Lagi-lagi itu kalimat yang harus saya terima ketika saya tak puas dengan segalanya.

Tapi biarlah, saya ingin tetap seperti ini. Menjadi orang yang keras kepala dan tak puas dengan segalanya, memberontak dan melawan segal-gala yang non-humanis. Setidaknya sampai saya berumur 30 tahun.

Continue reading...

Kamis, 25 Juni 2009

Lomba Cipta Cerpen Gaul 2009


Syarat :
  • Terbuka untuk Umum
  • Cerita harus asli/ orisinil
  • Panjang cerita maksimal 8 halaman HVS (atau 10 ribu karakter)
  • Naskah diketik 1,5 spasi
  • Peserta lomba wajib menyertakan identitas diri (KTP, KTM, Kartu pelajar dll)
  • Kirimkan ke redaksi Tabloid Gaul, Jalan Kedoya Duri Raya no. 36, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11520. Jangan lupa cantumkan kupon LCCG di sudut kiri atas amplop. Naskah harus diterima paling lambat 11 Juli 2009 (Cap pos)
  • Naskah dapat juga dikirim melalui email ke tabloidgaul@yahoo.com

Continue reading...

Catatan Pagi Ini,,

Semua sedang berjalan menuju masa depannya masing-masing. Kerja keras, semangat tinggi, mentalitas mumpuni dan ruh spiritual harus tetap seimbang dalam upayanya untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita. Kepala saya masih terasa berat saat ini. Entah karena hujan yang turun kemarin atau kenapa saya pun masih belum pasti. Kalau memikirkan sesuatu, rasanya tak banyak lagi yang saya pikirkan saat ini.

***

Pagi ini entah kenapa nama Joan Baez muncul di kepala saya. Siapa dia? entahlah, saya pun tak tahu. Bahkan baru sekarang ini saya mengetahui bahwa Joan Baez adalah nama wanita. Mencoba mencari keterangannya di Internet, ketemu di wikipedia. Masih dalam bahasa inggris, simpan dulu. Nanti saja saya baca.

Lagu yang saya tahu dari Joan Baez hanya Donna Donna ini [postingan sebelumnya]. Rasanya harus banyak membaca dan mempelajari tentang pribadi dan karya dari orang yang satu ini.

***

Setuju atau tidak, dunia saat ini adalah dunia membohongi atau dibohongi. Kalau pintar berarti membohongi kalau tidak ya berarti dibohongi. Beberapa waku lalu saya sempat mengunjungi blog teman saya yang isinya tentang ini. Bertanya tentang kejujuran. Hh, saya rasa saat ini tak ada kejujuran hakiki lagi. Semua orang bisa jujur ketika hal itu tidak menyangkut dirinya. Tapi ketika hal tersebut membahayakan dirinya maka yang kebohongan adalah salah satu mekanisme perlindungan diri yang sangat efektif.

Tentang kebohongan ini, ada dua jenis. Pertama berbohong [murni] dan terpaksa berbohong. Berbohong ini dilakukan oleh profesional sedang terpaksa berbohong ini dilakukakn oleh orang yang menuju profesional. Menuju profesional? Ya, sekali berbohong maka ia akan terus menerus tergoda untuk melakukan kebohongan lainnya.

Dan saya saat ini. Tentu saja saya akui, hidup saya penuh kebohongan. Banyak sekali kebohongan yang saya jalani dalam kehidupan hingga saat ini sampai-sampai rasanya tak nyaman ketika harus tak berbohong. Sikap tegar, senyum, tertawa, senang, bahagia, kritis, sedih, dan banyak lagi yang lainnya lebih sering merupakan kepura-puraan ketimbang isi nurani yang sebenarnya.

Berhadapan antara satu orang dengan orang lainnya saya kerap berganti topeng. Saya masih belum bisa menentukan Who Am I..?

***

Akhir-akhir ini lagi keranjingan nonton, transformers, King dan Ice Age 3 rasanya film wajib tonton berikutnya.

Rasanya saya mulai percaya hikmah sedekah. Ganjarannya memang berlipat ganda dari apa yang kita berikan. Hadiah jam tangan baru dari Ayah saya rasanya cukup membuktikan itu. Tinggal mencari tukang jam untuk mengecilkan ukuran pergelangannya. Entah perasaaan saya saja, tapi rasanya saya tambah kurus.

***

Continue reading...

Joan Baez - Donna Donna


On a waggon bound for market
there`s a calf with a mournful eye.
High above him there`s a swallow,
winging swiftly through the sky.

How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer`s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.

"Stop complaining!“ said the farmer,
Who told you a calf to be ?
Why don`t you have wings to fly with,
like the swallow so proud and free?"

Calves are easily bound and slaughtered,
never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
like the swallow has learned to fly.
Continue reading...

Minggu, 21 Juni 2009

Untitled II

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.

Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandalawangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.

Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.

Mari sini sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tidak pernah menanamkan apa-apa, kita takkan pernah kehilangan apa-apa.

(Soe Hok Gie, Catatan Seorang Dem0nstran, Selasa 11 Novemeber 1969) Continue reading...

Kamis, 18 Juni 2009

RESPECT SAYA UNTUK MEREKA,,

Tadi malam adalah sms dia yang pertama kali setelah sempat tak pernah sms-an lagi. Awalnya bingung mau ngapain lagi ngirim sms. Setelah saya buka smsnya, kebingungan saya makin bertambah. Isinya menyepakati tentang pendapat filsuf yunani yang isinya adalah “keberuntungan terbesar adalah tak pernah dilahirkan, yang kedua mati muda kemudian yang tersial adalah mati tua.” Jelas bingung, karena awalnya ia tak sepakat dengan filosofi itu.

Yah, Semoga saja dia tak melakukan hal bodoh.

---

Hari ini meski tak semarak seperti ketika pemilu legislatif lalu tapi kotaku mulai berwarna kembali. Atribut kampanye para capres dan cawapres mulai menghiasi jalan-jalan, baik di kota maupun permukiman penduduk. Mulai dari bendera hingga spanduk [kadang heran, memangnya media kampanye yang bisa dipajang Cuma spanduk dan bendera saja?]. Stiker-stiker yang mengotori halte dan fasilitas umum lainnya akan segera menyusul tampaknya.

Kesibukan saya dalam menghadapi pilpres ini pun tak sepadat ketika pemilu legislatif lalu. Akibat saya yang menjauh tampaknya, hingga akhirnya tak tahu lagi perkembangan dunia gerakan. Atau mungkin karena bentrok dengan jadwal UAS sehingga mau tak mau prestasi akademis yang harus diutamakan.

Respect saya pada mereka, orang-orang yang terus komitmen untuk berjuang. Saya respect kepada mereka sebagai person bukan aktivis gerakan A atau gerakan B, kader partai A atau partai B. Saya lebih melihat mereka sebagai orang-orang yang gelisah akan keadaan negeri ini, ikhlas tanpa kepentingan apapun.

Pagi tadi, ketika membuka email saya melihat ada pesan dari facebook. Ada komen di dinding saya. Isinya kurang lebih tentang jangan menulis yang memecah belah barisan dan sebangsanya. Akibat postingan saya yang sebelumnya tampaknya. Saya tak ambil pusing dengan itu. Berurusan dengan KDR memang seperti ini tampaknya, dan cukup militan tampaknya dia sehingga rasanya sulit menerima sesuatu dari yang bukan kelompoknya. Aneh, saya tak habis pikir, kenapa harus terkotak-kotakkan seperti ini.

---

Besok jumat kemudian sabtu dan magang pun selesai. Tadi ketemu dengan teman SMK dulu. Lupa namanya, jadi saya hanya panggil dia dengan “boy” dan “cuy” saja selama ngobrol. Untung dia tak sadar akan itu. Dapat sms lagi dari bang pepeng, katanya ada undangan dari Bapelda Batam, mengajak silaturahim sepertinya. Saya bilang terima saja, tak ada salahnya. Sekarang tinggal menunggu jadwal pertemuannya. Biar mereka yang atur.

***

Continue reading...

Rabu, 17 Juni 2009

PARADOKS KELULUSAN,,

Rasanya malas sekali beraktivitas hari ini. Penyakit lama selalu kambuh kalau sudah begini, tapi tinggal 2 minggu lagi dan setelah itu semuanya akan selesai. Semoga diberi kekuatan untuk menjalani sisa 2 minggu ini. Haah, rasanya belakangan ini saya jadi sering mengeluh, menghadapi berbagai kenyataan yang tak sesuai dengan harapan membuat saya jatuh kecewa. Tak ada yang ideal di dunia memang.

---

Kemarin baru saja pengumuman kelulusan. Aksi corat-coret dan konvoi tetap menjadi ritual yang tak tertinggalkan. Saya tak menyalahkan, toh dulu ketika lulus-lulusan saya juga melakukannya [walau akhirnya menyesal karena cat yang menempel di rambut tak bisa sepenuhnya dibersihkan hingga harus botak lagi]. Melihat mereka yang lulus saya menjadi berpikir, mereka yang lulus ini akan kemana nantinya. Hanya menambah angka-angka pengangguran dan menambah beban negara atau mampu menjadi sebuah agen peradaban yang mampu berkontribusi bagi negeri ini.

Sebagian dari mereka akan berebut melamar kerja, sebagian lagi mengisi ketidaksiapannya untuk turun ke dunia kerja dengan kuliah di kampus yang tersedia walau jurusannya tak dikenali sebelumnya. “Yang penting kuliah lah, dapet gelar dan tak terlihat sebagai pengangguran” ini pemikiran bodoh saya ketika pertama kali memutuskan untuk melanjutkan kuliah.

Kurang lebih dua bulan lagi, saya akan sama seperti mereka. Wisuda. Rasanya ini tujuan akhir kuliah. Dan ketika mendekati garis finish, saya semakin kebingungan dan cemas. “Mau kemana saya setelah ini?” bergabung lagi dengan tempat magang yang sekarang, tentu tak mungkin, saya sudah tak merasa cocok disana. Terlalu kompromistis, tak sesuai dengan saya. Sampai hari ini saya masih mengalami ketidakjelasan masa depan. Menjadi orang yang mencoba untuk terus idealis atau berubah jadi pragmatis dan mengalah dengan nilai-nilai di sekitar.
Tadi malam saya melakukan pertemuan dengan senior saya waktu di kampus. Banyak hal yang kami bicarakan. Tapi intinya adalah keinginannya untuk membentuk sebuah wadah pemuda untuk menanggapi isu-isu yang ada di batam khususnya masalah lingkungan. Saya pikir tak ada salahnya saya menerima tawaran ini.

---

Untuk para anggota dewan Batam yang baru terpilih sekarang, kurang lebih dua bulan jugga dari sekarang akan segera dilantik. Acara seremonial [lagi-lagi] yang memakan dana luar biasa besar sudah disiapkan. Fasilitas seperti baju dan lencana pun telah dipesan. Wajah-wajah baru yang siap merealisasikan janji-janjinya ketika kampanye kemarin.

Tapi lagi-lagi saya hanya melihat mereka sebagai politisi kelas kolam. Sempit dan tak menantang sama sekali. Walaupun didominasi oleh wajah-wajah baru dan muda, saya pesimis akan adanya perubahan. Sejauh yang saya lihat, hampir sama saja, sudah bersiap-siap untuk bermain proyek juga.

Semoga saya yang salah dan terlalu cepat mengambil keputusan.

***
Continue reading...

Selasa, 16 Juni 2009

Pola Dakwah Walisongo,,

Dapat sesuatu yang menarik untuk di posting. Saya rasa pola dakwah walisongo sejauh ini adalah yang paling tepat di Indonesia. Keberhasilannya telah terbuktikan dengan tersebarnya Islam di Indonesia ini. berikut adalah azas dakwah walisongo yang saya dapat dari sini komentar no 21. semoga bisa menjadi rujukan bagi kita semua.

Azas dakwah walisongo ada 10 :
1.Sugih tanpa banda (kaya tanpa harta)
artinya : jgn yakin pada harta….kebahagiaan dlm agama, dakwah jgn bergantung dgn harta.
Rata Penuh
2.Ngluruk tanpa bala (menyerbu tanpa banyak orang/tentara)
artinya : jgn yakin dgn banyaknya jumlah kita,…..yakin dgn pertolongan Allah.

3.Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang)
artinya : dakwah jgn menganggap hina musuh2 kita….kita pasti unggul tapi jgn merendahkan org lain (jgn sombong).

4.Mulya tanpa punggawa (mulia tanpa anak buah)
artinya : kemuliaan hanya dalam iman dan amalan agama bkn dgn bnyknya pengikut

5.Mletik tanpa sutang (melompat jauh tanpa tanpa galah/tongkat panjang)
artinya : niat utk dakwah keseluruh alam, Allah yg berangkatkan kita bukan asbab2 dunia spt harta dsb…pergi dakwah melintasi gunung2 tanpa kaki yg panjang…

6.Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap)
artinya : kita bergerak jumpa umat…dari orang2 ke orang…. jumpa ke rumah2 mereka ..terbang ke seluruh dunia untuk dakwah tanpa sayap (naik pesawat).

7.Digdaya tanpa aji-aji (sakti tanpa ilmu2 kedigdayaan)
Artinya : kita dakwah, Allah akan Bantu (jika kalian Bantu agama Allah, maka pasti Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian)

8.Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang)
Artinya : dakwah dgn hikmah, kata2 yg sopan, ahlaq yg mulia dan doa menangis2 pada Allah agar umat yg kita jumpai dan umat seluruh alam dapat hidayah….bukan dgn kekerasan….
nabi saw bersabda yg maknanya kurang lebih : ‘Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dgn hikmah) kpd mereka”

9.Kuncara tanpa wara-wara (menyebar/terkenal tanpa gembar-gembor/iklan2 dsb)
Artinya : bergerak terus jumpa umat, tdk perlu disiar2kan atau di umum2kan

10.Kalimasada senjatane
( senjatanya kalimat iman (syahadat))
Artinya : selalu mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada Allah, iman dan amal salih…
Continue reading...

Senin, 15 Juni 2009

Kejelasan Masa Depan..?

Sudah senin lagi, sepertinya makin cepat saja hari berlalu. Sabtu lalu saya baru saja menyelesaikan tugas saya sebagai PU Paradigma. Mubes yang dihadiri sekitar 15 orang kader baru ini mengantarkan saya menuju kesudahan aktivitas saya di organisasi mahasiswa. Ya, rasanya memang harus begitu. Dengan semakin dekatnya waktu kelulusan saatnya mengakhiri segala urusan kemahasiswaan.

Deadline pengurusan adminstrasi kelulusan yang diundur membuat saya sedikit lega. Walau pada akhirnya hanya membuktikan begitu seringnya saya mencari alasan untuk menunda pekerjaan. Aku rasa ini harus segera diperbaiki.
Pagi ini ada beberapa rencana kegiatan yang harus saya tunaikan. Pertama ke bank untuk transfer biaya pembelian buku, lalu melanjutkan magang setelah itu ke kampus untuk bicara tentang nP.

Berbicara tentang perantian kepemimpinan, saya punya harapan besar pada mereka penerus Paradigma. Setidaknya ketua terpilihnya saat ini adalah orang yang hanya fokus di Paradigma (tidak ada afiliasi dengan pihak lain), sehingga kesalahan saya sebagai ketua sebelumnya [semoga] tidak terjadi. Saya ingin melihat ide-ide revolusioner dan orisinil dari para pengurus yang baru yang tak hanya menjadi pembicaraan di tingkatan kampus tapi tingkatan Kota. Terlalu muluk, hhmm, saya rasa tidak.

Tinggal 2 minggu lagi pelaksanaan magang [sebenarnya pengen segera udahan] setelah itu saya akan benar-benar jadi pengangguran. Mau melamar kerja saya tak minat, ada alternatif kemarin katanya suruh ngumpulin CV biar nanti kalau ada perusahaan minta kampus yang masukin CV kita langsung. Tapi tetap saja saya tak tertarik. Yang lainnya lagi jadi PNS atau masuk Polisi. Tapi saya pun tak senang dengan itu. Bagi saya merka yang menjadi itu adalah mereka dengan semangat juang yang rendah. Saya sudah paham benar alur pemikirannya, tunjangan hari tua, jaminan kehidupan, halah, bagi saya mereka hanyalah kumpulan manusia tanpa impian yang lebih didominsi oleh rasa malas.

Mengharapkan gaji bulanan yang jelas, side job yang menjurus [udah pasti malah] ke korupsi, kolusi dan nepotisme serta kerjaan yang ringan. Padahal kalau dipikir dengan kejelasan penghasilan yang diterima sebenarnya juga berarti ketidakjelasan masa depan. Yah, itung-itungan masa depan jadi bisa dengan mudah dilakukan karena gaji bulanan yang sudah jelas diterima.

Yah sudahlah, setiap orang memang punya pilihan masing-masing.

Sekarang masih bulan Juni, rasanya Austus masih lama sekali. Berharap OSPEK segera tiba. Mau menyalurkan segala kepenatan.

***
Continue reading...

Jumat, 12 Juni 2009

KEINDONESIAAN KITA,,

Entah kenapa, malam ini saya kepikiran tentang pengaruh anak. Pengaruh dari buku yang saya baca tampaknya. Kecintaan terhadap anak mampu membutakan orang tua akan segalanya. Ada yang rela mempermalukan dirinya asal anaknya selamat, membuka aibnya agar aib sang anak tertutupi dan barisan yang kecewa paling pertama saat anak-anaknya mengalami kegagalan. Sebuah ambisi pribadi yang menjurus pada eksploitir anak menurut saya.

Kepada anak saya nanti, saya ingin mencintainya tanpa emosional sama sekali.

---

Film KCB diputar perdana kemarin. Imam jadi orang pertama yang begitu menggebu mengajak saya untuk menonton film tersebut. Ada amin, juang, sugi, andres juga ikut bujuknya, tapi setelah saya konfirmasi pada orang yang bersangkutan mereka jawab belum tahu mau ikut atau enggak. Heh, penipu juga ni orang.

Saya memang sama sekali tak berminat menonton film ini. Dari melihat trailernya saja saya tak suka. “Film Indonesia pertama yang syuting di Mesir”. Terus kenapa memangnya? Adakah itu sebuah prestasi? Sama sekali saya tak melihat itu. Saya tak senang dengan itu. Kurangkah tempat indah dan menawan di negeri ini. Ah, itu kan biar sama dengan latar novel best sellernya. Kalau seperti ini saya akan salahkan penulisnya. Tak bisakah ia menulis novel picisan best seller dengan berlatar indonesia saja.

Lagi yang lain yang tak saya senangi adalah efek sehabis nonton film ini. Ada orang yang sangat benci dan rasanya menganggap salah orang yang bergaya kebarat-baratan. Menggunakan pakaian dan bergaul ala kebarat-baratan tak sesuai dengan tradisi ketimuran katanya. Tapi efek menonton film ini saya pikir akan sama dengan efek film AAC sebelumnya. Tiba-tiba saja banyak orang menggunakan bahasa arab dalam pergaulan, cadar, celak dan semua yang berbau kearab-araban. Saya rasa itu bukan sebuah kesadaran akan berislam, tapi sebuah kesadaran tentang adanya sebuah dandanan baru yang menarik.

Kalau kebarat-baratan adalah sebuah kesalahan, maka saya pikir kearab-araban juga sama saja. Saya jadi mempertanyakan, di tengah banyaknya budaya di Indonesia rasanya tak ada sama sekali yang dibanggakan. Saya jadi mempertanyakan keindonesiaan kita.

**Selain kebarat-baratan dan kearab-araban satu lagi yang tak saya senangi adalah kejepang-jepangan [ada beberapa yang bergaya seperti ini]

---

Kemarin saya berpapasan dengan Windri MS di kampus. Dia menyapa saya dan bertanya tentang masalah sidang kemarin. Saya jawab sudah selesai dan berlalu begitu saja. Malamnya saya beberapa kali sms-an dengannya. Membawa saya teringat pada kejadian beberapa semester yang lalu. Saya lelah sekali malam itu.

***

Continue reading...

Kamis, 11 Juni 2009

PEMKORUP,,

Pukul 3:39 selesai mencetak buku TA 4 rangkap. Untung persediaan kertas yang cuma 1 rim cukup, jadi besok tinggal jilid. Setelah itu saya harus masih menemui beberapa orang untuk minta tanda tangan sebagai bukti bahwa saya bebas masalah [sepertinya saya tak pernah buat masalah]. Tinggal laboratorium, pembimbing TA, wali kelas, perpustakaan dan kaprodi, tinggal(?) itu artinya saya baru bebas masalah keuangan saja, Hmm, target besok wali kelas sama laboratorium harus sudah selesai.

Kemarin saya baru saja dapat sms dari pepenk lagi. Mulanya dia tanya apa kegiatan saya setelah jadi free-man sekarang ini, akhirnya dia ngajak ketemuan lagi buat bahas pemikiran-pemikiran yang masih belum bisa terealisasi semasa di K-PAL. Saya menyetujuinya, saya bilang hari minggu ini atau hari apapun mulai minggu depan. Sisa hari ke depan ini saya mau mempersiapkan LPj untuk Mubes LPM, untuk masalah jalan-jalan saya serahkan ke Wa, Farika, Halimah(?), Ridho dan Taufik (S1) aja. Pulau abang aja gimana(?) Diving disana pasti seru.

Rasanya saya makin muak saja dengan semua kebobrokan ini, tapi di sisi lain saya juga sering bingung, apa yang harus dan bisa saya lakukan. Tak mungkin orang-orang di atas itu tidak tahu bagaimana pola-pola kerja staff di bawahnya, tapi hal-hal seperti ini tetap saja terjadi. Kemarin pagi saya adalah satu-satunya anak magang yang ikut briefing pagi itu [karena cuma saya sendiri disana] yang lain pergi ke dinas semua untuk mengambil Dokumen lelang. Sugi ke Dinas PU dan Amin serta Juang ke Dinas Tata Kota.

Sekitar pukul ½ 11, Amin dan Juang tiba dan segera saja mereka cerita kejadian disana. Untuk biaya fotokopi dokumen lelang mereka dimintai Rp. 150.000 masing-masing. Jadi totalnya Rp. 300.000. SHIT. Fotokopi dimana si TUMBUR (ini orang pegawai dinas tata kota, kenalin, salah satu oknum PNS korup yang saya kenal, tapi saya masih belum punya bukti) itu, Cuma ambil dokumen yang kurang lebih 100 halaman saja sampai seharga segitu. Mendengar cerita itu jelas saja saya bingung, kaget bercampur marah, kami membahas itu seru sampai akhirnya Hadi keluar bertanya ada apa. Hhh, dia terlalu kompromistis rupanya, dia malah memilih lebih baik damai. Sudah saya duga saya tak cocok disini, terlalu pragmatis. Berbisnis dengan pemerintah memang seperti ini agaknya, tak profesional, birokrasi yang terlalu rumit dan berbelit. Tak bisakah semuanya selesai dengan jabat tangan saja, Bukankah birokrasi yang rumit adalah salah satu peluang untuk melakukan korupsi.

Saya rasa ini sudah keterlaluan, harus ada yang berani membongkar ini. Tapi permasalahannya pungli ini ibarat “babi ngepet”, ramai dibicarakan tapi susah untuk dibuktikan. Mental pengusahanya juga korup jadi sama saja. Ah, kalian masih terlalu muda. Paling itu yang selalu dijadikan alasan ketika hal-hal seperti ini kami anggap masalah besar.

Susah punya pemimpin yang hanya memikirkan pencitraan diri dan takut mengambil kebijakan non-populis. Yang dipikirkan hanya bagaimana bisa meraih citra diri yang baik sebagai bekal untuk mempertahankan jabatan atau naik ke jabatan yang lebih tinggi lagi. Sehingga soal-soal seperti ini selalu dianggap tak penting karena tak ada pengaruhnya dengan pencitraan diri.

AN****!!!

Continue reading...

Rabu, 10 Juni 2009

Quote Hari Ini,,

“Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.”

-GIE-
Continue reading...

Senin, 08 Juni 2009

Lelah Hari ini,,

Hari ini, setelah kemarin fokus ke masalah akademik saya kembali pada rutinitas magang yang membosankan. Entah karena sudah selesai sidang atau kenapa, tapi yang jelas saya merasa tak ada lagi yang menarik disana. Berkumpul dengan orang-orang itu makin memuakkan rasanya. Apalagi katanya akan ada pembuatan struktural di perusahaan ini, Oo, tunggu dulu, saya pikir saya tak berminat untuk terus melanjutkan disini setelah tamat kuliah nanti. I have another dream.

Tugas pertama yang saya terima adalah mengurusi proyek di dinas tata kota. Proyek semenisasi pulau. Sekitar jam 11 saya baru berangkat setelah sebelumnya memastikan apakah orang yang akan saya temui berada di kantor atau tidak. Biasalah berurusasn dengan pemerintah selalu seperti ini, kalau tak dipastikan ada di tempat terlebih dahulu bakalan kerja dua kali dan buang-buang waktu tentunya.

Dia baru ada di kantor jam 2, ah ngapain saja kerjanya, jam segini dah keluyuran. Ya sudahlah, saya berangkat sekarang saja, ada beberapa hal yang harus pula saya kerjakan. Lama menunggu balasan sms dari Agus pun tak kunjung tiba, hhh, kalau tak bisa dengan cara baik-baik, Ok, saya ambil option yang tidak baik-baik. I Quit.

Sambil menunggu jam 2 saya mampir dulu ke mesjid raya. Setelah sholat dzuhur ada prosesi pengislaman. Hmm, saya tak tertarik mengikutinya. Saya memutuskan untuk turun ke bawah dan duduk di sayap kanan sambil membaca buku yang dari tadi tersimpan dalam tas. Harus segera diselesaikan nih, masih banyak buku lain yang harus dibaca.

Jam 2 saya segera menuju ke kantor dinas tata kota yang terletak di kawasan REGATA. Berbekal sedikit petunjuk dari Juang saya mengira-ngira dimana kantornya berada yang saya tahu Kantornya tidak bagus. Akhirnya saya sampai juga di kantor dinas TK itu, kacau dan berantakan, itu kesan yang pertama kali saya dapatkan saat memasukinya. Kalau mengatur kantornya saja berantakan seperti ini bagaimana mungkin orang-orang disini bisa-bisanya dipercaya untuk mengatur Kota. Pantas saja wajah kota ini begitu semrawut.

Sampai disana saya segera bertanya pada salah satu Staff tentang keberadaan Metra. Lalu dia menunjuk ke lantai 3, “lantai 4 juga boleh kalo ada” guyonnya tak lucu. Saya hanya menanggapi dengan senyum sepantasnya dan berlalu.

Sampai di lantai 3, Metra belum ada, saya mencoba menghubuinginya kembali. “Masih di jalan” katanya di seberang telepon sana. Saya memutuskan untuk kembali ke lantai 1. Dan seperti yang telah menjadi kebiasaan PNS [yang saya percayai] staf yang saya tanyai tadi sedang santainya bermain spider solitaire. Saya duduk di dekatnya, tanpaknya ia agak risih juga karenanya.

Beberapa menit menunggu akhirnya Metra datang juga. Kesan saya setelah ngobrol dengannya, saya tak suka dengan dia. Orangnya sombong. Terlalu merendahkan lawan bicara.

Selesai berurusan dengannya saya kembali ke kantor untuk melapor. Pergi lagi ke ke gedung M3G di Baloi, saya melanjutkan pulang ke rumah untuk mengambil laptop. Berangkat ke kampus lagi untk konsultasi buku TA, sebelumnya saya memimpin rapat untuk mubes LPM bersama beberapa orang rekan. Eko yang seharusnya memimpin rapat tak bisa hadir karena harus duduk mendengarkan ceramah di kepanitiaan MOM. Hhh, anak ini memang seperti ini sifatnya. Tapi ya terserah dia lah.

Lagi-lagi saya berada dalam kepura-puraan.

Seusai rapat saya menghubungi teman untuk konsultasi buku TA. Akhir-akhir ini diiplin pribadi saya makin rendah saja. Saya masih belum merevisi buku TA seusai sidang kemarin. Mungkin harus belajar ke Defri untuk masalah keras kepala dalam tugas. Sial, tak ketemu dengan pembimbingnya. Besok saja saya selesaikan semuanya.

Tuntas sudah semua jadwal saya hari itu. Saat pulang saya bertemu dengan Pepenk, dia ngajak ngumpul lagi dengan komunitas lingkungan hidupnya. Saya jawab, kalau saya diundang saya pasti datang. Saya free-man sekarang. Keterikatan dengan masa lalu telah mulai saya lepaskan perlahan. Entah karena kekecewaan atau saya yang terlalu bebal.

***
Continue reading...

Jumat, 05 Juni 2009

Ini tentang Lingkungan kita [Batam Khususnya]

Selamat hari lingkungan hidup..!!

5 Juni ini adalah hari lingkungan hidup sedunia, bertepatan dengan hari ini pula Kota Batam tercinta menerima penghargaan adipura. Untuk yang ketiga kalinya pula. Masalah kriteria penilaian yang dipakai entahlah, penilaian secara objektif atau memang ada permainan di bawah meja.

Masih banyak permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada di Batam sebenarnya. Reklamasi tanah yang menggila di daerah punggur [bahkan di bengkong pun ada], tempat penampungan limbah serta emisi gas buang baik dari kendaraan maupun industri. Yah, dari yang kecil saja sebenarnya masih banyak permasalahan, sampah berserakan di TOS3000 yang belum terpecahkan, drainase yang hampir kacau balau [kalau tak ingin disebut rusak parah] mengakibatkan rusaknya jalan dan air tergenang bak kolam renang dan laut Hitam di Tanjung Uma [lihat, Batam pun punya laut hitam].

Tanggung jawab siapa?

Mengandalkan pemerintah sama dengan mengharapkan hujan di gurun pasir, hampir mustahil. Perjabat-pejabat itu cuman mikirin dirinya dan keluarganya. Kalau sampah itu atau limbah itu tidak membahayakan keluarganya maka peduli setan dengan itu semua. Rakyat cukup dijanjikan, dan mereka akan segera diam.

Pejabat Birokrat gendut itu hanya tahu bermalas-malasan saja di kantornya. Tanda tangan, terima duit main game komputer lagi. Mudah-mudahan ga cepet kena kolesterol orang-orang kayak gitu.

Dan untuk memperbaiki semua ini, perlu sebuah gerakan revolusioner dari para pemudanya. Orang-orang yang bisa bergerak lebih dinamis, cepat dan tepat dalam bertindak. Kalau jihad bisa dalam bentuk apa saja, rasanya jihad dalam bidang lingkungan juga perlu menjadi perhatian untuk melakukan perbaikan.

***Rata Penuh

Continue reading...

Kamis, 04 Juni 2009

KONSEKUENSI,,

Sudah 2 pagi belakangan ini hujan terus turun dan berhenti pada jam 7 nya. Setelah beberapa waktu hanya mengisi blog dengan lirik lagu untuk mengatasi kevakuman, akhirnya pagi ini saya memulai untuk menulis kembali. Memulai untuk melakukan kegiatan yang sepertinya telah cukup lama tertinggalkan.

Sudah dua hari berlalu sejak ujian sidang penentuan kelulusan. Pagi ini saya mulai dengan membaca koleksi komik lama saya, Yu-Gi-Oh. Nostalgia membaca komik dengan cerita-cerita ringan, sesuatu yang sudah lama tak saya lakukan. Heh, saya jadi merindukan masa-masa ketika sibuk mengoleksi komik dan membahasnya dengan teman-teman saya.

Oya, kemarin kiriman buku yang saya pesan baru saja sampai. Lumayan cepat juga, rasanya ini cara yang cukup praktis untuk membeli buku. Rectoverso dan Catatan Seorang Demonstran [Soe Hok Gie]. Khusus untuk CSD, senang rasanya bisa mendapatkan buku ini. Sudah cari di berbagai toko buku tapi tak pernah ketemu, akhirnya Buku legendaris catatan seorang aktivis idealis ini berada dalam genggaman saya, seutuhnya.

Isi buku ini merupakan catatan harian dari Soe Hok Gie, seorang aktivis yang meninggal pada usia 27 tahun di puncak gunung Semeru akibat keracunan gas kawah gunung. Buku dengan sampul berwarna hitam, merah dan putih ini merupakan tuangan kegalauan dari seorang aktivis intelektual dari kalangan sekuler.

Sudah beberapa minggu sejak saya mulai menarik diri dari kesibukan organisasi, dan efeknya saat ini mulai terlihat. Hubungan saya dengan beberapa orang di organisasi yang semula akrab berubah menjadi kaku. Mungkin karena saya yang menjauh memang, tapi baguslah, memang itu yang saya harapkan.

Saya tak ingin terlalu larut dalam suasana emosional yang pada akhirnya hanya melahirkan romantisme-romantisme tolol yang hampir tak ada gunanya. Kalaulah akibat dari semua ini adalah kesendirian maka saya akan lebih menyukai hal tersebut. Rasanya kesendirian lebih baik daripada hidup terkotak-kotakkan dan saling menjatuhkan. Bukankah Tuhan juga berkuasa dengan kesendiriannya.

Mengharapkan kebenaran dari hidup yang terkotak-kotakkan seperti itu naif rasanya. Mencari kebenaran perlu dilakukan dengan membuka pintu, jendela dan seluruh saluran kebenaran. Menerima cahaya kebenaran dari langit dari segala penjuru. Karena kebenaran hanya ada di langit, di dunia hanya ada palsu, palsu dan palsu...

***

Continue reading...

Jumat, 29 Mei 2009

Senyumanmu - Letto


Indah matamu derai rambutmu
Menunjukkan itulah keindahan yang memberikan
Bentuk senyuman sebentuk usapan
Kepada hati

Sinar wajahmu lembut katamu
Seperti nyamanku menggubah dunia
Kian terasa begitu hampa semuanya sirna
Tanpa cinta

Kutemukan arti kerinduan
Dan ku mengerti yang kucari

Kau bukanlah cantik mu yang kucari
Bukanlah itu yang aku nanti
Tetapi ketulusan hati yang abadi
Ku tau mawar tak seindah dirimu
Awan tak seteduh tatapanmu tetapi
Ku tau yang kutunggu hanyalah senyummu

Sinar wajahmu lembut katamu
Seperti nyamanku menggubah dunia
Kian terasa begitu hampa semuanya sirna
Tanpa cinta

Kutemukan arti kerinduan
Dan ku mengerti yang kucari

Kau bukanlah cantikmu yang kucari
Bukanlah itu yang aku nanti
Tetapi ketulusan hati yang abadi
Ku tau mawar tak seindah dirimu
Awan tak seteduh tatapanmu tetapi
Ku tau yang kutunggu hanyalah senyummu
Continue reading...

Rabu, 20 Mei 2009

Selamat Hari Kebangkitan Nasional,,

Continue reading...

Selasa, 19 Mei 2009

Ya Ya Ya..


Akulah idaman
Aku yang kau cari
Aku yang penuhi

Kau tahu semua itu
Kau pun tak merasakannya
Kau pun tak mengakuinya
Terima saja terima

Menunggu itu bosan
bosan yang mengusikkanku
Coba saja kau merasakan
Terima saja terima

Apa sih yang kau tunggu
Apa sih yang kau mau
Langsung saja
Coba katakan ya
Coba katakan ya
Coba katakan kau setuju

Kau pikir aku santai
Kau pikir aku sabar
Langsung saja
Coba katakan ya
Coba katakan ya
Coba katakan ya

-GIGI-
Continue reading...

Rabu, 13 Mei 2009

Ini Masalah Tugas Kita Masing-Masing,,



"Di Gunung Kidul, Yogyakarta, seorang nenek tewas tercebur dalam sumur. Berbondong-bondong masyarakat membantu menangani evakuasi mayatnya. Seorang pemuda dengan pakaian dan seluruh tubuh basah kuyup masuk ke dalam sumur untuk mengangkat mayat nenek naas tersebut. Warga lain di atas berkerumun memberikan arahan dan menjaga tali yang menyangga pemuda kurus dengan wajah pucat pasi kedinginan itu. dengan perjuangan yang berat akhirnya jenazah nenek tersebut berhasil diangkat keluar dari sumur tersebut. Warga bergegas mengurusi jenazah tersebut.."

***

"Di tempat lain, sejumlah petinggi parpol yang sudah tergabung dalam koalisi terancam pecah karena merasa ada pengkhianatan. Komunikasi yang tidak berjalan dengan terbuka antara partai pemenang pemilu dengan partai lain yang tergabung dalam koalisi menimbulkan sakit hati. Entah memang serius mau memperbaiki negeri atau takut karena tak kebagian kursi, wallahualam. Yang pasti di seluruh media, hal ini menjadi topik yang sedang panas saat ini. kejutan-kejutan politik yang sulit tertebak di negeri ini memang sangat menarik. Bola panas itu sampai saat ini masih terus bergulir belum tahu kemana akan berhentinya."

***

Itu sekelumit berita yang kulihat pagi ini.

Sebuah pemandangan yang menunjukkan bahwa tiap-tiap orang memiliki tugasanya masing-masing. begitupun tiap-tipa kelompok dan golongan. Kelompok elit dan pejabat memiliki tugas memikirkan stabilitas keamanan, pertumbuhan ekonomi dan hubungan dengan negara lain, semua yang berhubungan dengan urusan global. Sedangkan kelompok masyarakat, tugasnya adalah saling tolong menolong, membantu antar sesama mereka. membantu kalau ada tetangga yang menjadi korban kebakaran, terlilit hutang sampai urusan pemakaman. semua yang berurusan dengan urusan lokal.

Yah, di negeri ini semua memang harus mengurusi urusannya masing-masing. Rakyat dengan permasalahannya, wakil rakyat dengan urusannya dan pemerintah juga dengan urusannya sendiri.

Hingga salah akhirnya kalau rakyat mengharapkan wakil rakyat atau pemerintah yang memberikan bantuan pada mereka.
Continue reading...

REAL IMPERIA,,




Continue reading...

Minggu, 10 Mei 2009

Hari yang Cerah untuk Jiwa yang Sepi,,

pagi biar kusendiri
jangan kau mendekat
wahai matahari
dingin hati yang bersedih
tak begitu tenang
mulai terabaikan

hari yang cerah untuk jiwa yang sepi
begitu terang untuk cinta yang mati
ah... ku coba bertahan dan tak bisa

kubu langit kelabuku
tak begitu luas
seperti memudar
kini tak terulang lagi
di hari yang cerah
dia telah pergi

hari yang cerah untuk jiwa yang sepi
ahh... ku coba bertahan dan tak bisa
ahh... mencoba melawan ku lepas
hari yang cerah untuk jiwa yang sepi...
begitu terang untuk jiwa yang mati

ahh... kucoba bertahan dah tak bisa
ahh... mencoba melawan ku lepas
semua telah hilang ....
semua telah ....

-peterpan- Continue reading...