Selasa, 30 Juni 2009

Mengeluh [sebelum 30 tahun]

Setelah hari sebelumnya saya ga ada keluar rumah sama sekali, hari ini mulai habis tengah hari kegiatan saya padat sekali. Dimulai dengan rapat proyek masa depan [perlu tambahan dana, ada yang mau jadi investor. Siap presentasikan proposal bisnis]. Agenda hari itu tak terlalu banyak, hanya membahas angket kuesioner, tarif iklan dan status teman kami.

Hari sebelumnya dia sudah menanyakan alasan kenapa harus ada dia di tim kami, tak saya jawab, karena saya sudah malas [rasanya seperti melihat diri sendiri] dan tak tahu apa alasannya. Menunggu dia, cukup lama, sampai akhirnya dia tiba. Sedikit melanjutkan pembahasan sebelumnya sampai akhirnya menyinggung masalah itu. Menanyakan keinginan dia, masih terus ingin di tim ini atau pergi.

Dengan alasan normative [yang saya rasa tak jujur] dia memutuskan untuk mundur. Ok, fine. Tak masalah buat saya walau sebenarnya alasannya tak saya mengerti. Tapi kadang ada tindakan yang tak perlu sebuah alasan untuk melakukannya. Yang penting senang. Dan saya tak ingin mendebat lagi. Karena percuma saja, kalau bukan dari panggilan pribadi, hal ini akan selalu berulang lagi.

Kami meneruskan proyek itu bertiga saat ini.

Setelah rapat ini saya dapat undangan lagi dari teman SMK saya, Yuda. Ajakan ngobrol sambil ngopi di Mega Mall. Haah, saya tak suka dengan ajakan ini. Akhirnya saya pulang saja. Karena malamnya ada pertemuan lagi dengan seseorang. Jam 8, saya pergi menemui orang tersebut dan diskusi [sekitar 3 jam], sebenarnya lebih tepat disebut curhat ketimbang diskusi.

Keluhan saya banyak sekali.

***

Rasanya, saya jadi orang yang terlalu sering mengeluh akhir-akhir ini. Ketidakpuasan terhadap sesuatu membuat saya menjadi orang yang paling jago dalam hal mengkritik. Saya rasa salah. Tak seharusnya saya menunjukkan jari tangan saya ke orang lain, menyalahkannya. Harus lebih sering introspeksi diri. Hal yang paling sulit adalah ketika harus mengarahkan telunjuk saya ke diri sendiri ketika mengalami ketidakpuasan.

Masih terlalu muda. Lagi-lagi itu kalimat yang harus saya terima ketika saya tak puas dengan segalanya.

Tapi biarlah, saya ingin tetap seperti ini. Menjadi orang yang keras kepala dan tak puas dengan segalanya, memberontak dan melawan segal-gala yang non-humanis. Setidaknya sampai saya berumur 30 tahun.

Continue reading...

Kamis, 25 Juni 2009

Lomba Cipta Cerpen Gaul 2009


Syarat :
  • Terbuka untuk Umum
  • Cerita harus asli/ orisinil
  • Panjang cerita maksimal 8 halaman HVS (atau 10 ribu karakter)
  • Naskah diketik 1,5 spasi
  • Peserta lomba wajib menyertakan identitas diri (KTP, KTM, Kartu pelajar dll)
  • Kirimkan ke redaksi Tabloid Gaul, Jalan Kedoya Duri Raya no. 36, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11520. Jangan lupa cantumkan kupon LCCG di sudut kiri atas amplop. Naskah harus diterima paling lambat 11 Juli 2009 (Cap pos)
  • Naskah dapat juga dikirim melalui email ke tabloidgaul@yahoo.com

Continue reading...

Catatan Pagi Ini,,

Semua sedang berjalan menuju masa depannya masing-masing. Kerja keras, semangat tinggi, mentalitas mumpuni dan ruh spiritual harus tetap seimbang dalam upayanya untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita. Kepala saya masih terasa berat saat ini. Entah karena hujan yang turun kemarin atau kenapa saya pun masih belum pasti. Kalau memikirkan sesuatu, rasanya tak banyak lagi yang saya pikirkan saat ini.

***

Pagi ini entah kenapa nama Joan Baez muncul di kepala saya. Siapa dia? entahlah, saya pun tak tahu. Bahkan baru sekarang ini saya mengetahui bahwa Joan Baez adalah nama wanita. Mencoba mencari keterangannya di Internet, ketemu di wikipedia. Masih dalam bahasa inggris, simpan dulu. Nanti saja saya baca.

Lagu yang saya tahu dari Joan Baez hanya Donna Donna ini [postingan sebelumnya]. Rasanya harus banyak membaca dan mempelajari tentang pribadi dan karya dari orang yang satu ini.

***

Setuju atau tidak, dunia saat ini adalah dunia membohongi atau dibohongi. Kalau pintar berarti membohongi kalau tidak ya berarti dibohongi. Beberapa waku lalu saya sempat mengunjungi blog teman saya yang isinya tentang ini. Bertanya tentang kejujuran. Hh, saya rasa saat ini tak ada kejujuran hakiki lagi. Semua orang bisa jujur ketika hal itu tidak menyangkut dirinya. Tapi ketika hal tersebut membahayakan dirinya maka yang kebohongan adalah salah satu mekanisme perlindungan diri yang sangat efektif.

Tentang kebohongan ini, ada dua jenis. Pertama berbohong [murni] dan terpaksa berbohong. Berbohong ini dilakukan oleh profesional sedang terpaksa berbohong ini dilakukakn oleh orang yang menuju profesional. Menuju profesional? Ya, sekali berbohong maka ia akan terus menerus tergoda untuk melakukan kebohongan lainnya.

Dan saya saat ini. Tentu saja saya akui, hidup saya penuh kebohongan. Banyak sekali kebohongan yang saya jalani dalam kehidupan hingga saat ini sampai-sampai rasanya tak nyaman ketika harus tak berbohong. Sikap tegar, senyum, tertawa, senang, bahagia, kritis, sedih, dan banyak lagi yang lainnya lebih sering merupakan kepura-puraan ketimbang isi nurani yang sebenarnya.

Berhadapan antara satu orang dengan orang lainnya saya kerap berganti topeng. Saya masih belum bisa menentukan Who Am I..?

***

Akhir-akhir ini lagi keranjingan nonton, transformers, King dan Ice Age 3 rasanya film wajib tonton berikutnya.

Rasanya saya mulai percaya hikmah sedekah. Ganjarannya memang berlipat ganda dari apa yang kita berikan. Hadiah jam tangan baru dari Ayah saya rasanya cukup membuktikan itu. Tinggal mencari tukang jam untuk mengecilkan ukuran pergelangannya. Entah perasaaan saya saja, tapi rasanya saya tambah kurus.

***

Continue reading...

Joan Baez - Donna Donna


On a waggon bound for market
there`s a calf with a mournful eye.
High above him there`s a swallow,
winging swiftly through the sky.

How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer`s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.

"Stop complaining!“ said the farmer,
Who told you a calf to be ?
Why don`t you have wings to fly with,
like the swallow so proud and free?"

Calves are easily bound and slaughtered,
never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
like the swallow has learned to fly.
Continue reading...

Minggu, 21 Juni 2009

Untitled II

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.

Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandalawangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.

Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.

Mari sini sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tidak pernah menanamkan apa-apa, kita takkan pernah kehilangan apa-apa.

(Soe Hok Gie, Catatan Seorang Dem0nstran, Selasa 11 Novemeber 1969) Continue reading...

Kamis, 18 Juni 2009

RESPECT SAYA UNTUK MEREKA,,

Tadi malam adalah sms dia yang pertama kali setelah sempat tak pernah sms-an lagi. Awalnya bingung mau ngapain lagi ngirim sms. Setelah saya buka smsnya, kebingungan saya makin bertambah. Isinya menyepakati tentang pendapat filsuf yunani yang isinya adalah “keberuntungan terbesar adalah tak pernah dilahirkan, yang kedua mati muda kemudian yang tersial adalah mati tua.” Jelas bingung, karena awalnya ia tak sepakat dengan filosofi itu.

Yah, Semoga saja dia tak melakukan hal bodoh.

---

Hari ini meski tak semarak seperti ketika pemilu legislatif lalu tapi kotaku mulai berwarna kembali. Atribut kampanye para capres dan cawapres mulai menghiasi jalan-jalan, baik di kota maupun permukiman penduduk. Mulai dari bendera hingga spanduk [kadang heran, memangnya media kampanye yang bisa dipajang Cuma spanduk dan bendera saja?]. Stiker-stiker yang mengotori halte dan fasilitas umum lainnya akan segera menyusul tampaknya.

Kesibukan saya dalam menghadapi pilpres ini pun tak sepadat ketika pemilu legislatif lalu. Akibat saya yang menjauh tampaknya, hingga akhirnya tak tahu lagi perkembangan dunia gerakan. Atau mungkin karena bentrok dengan jadwal UAS sehingga mau tak mau prestasi akademis yang harus diutamakan.

Respect saya pada mereka, orang-orang yang terus komitmen untuk berjuang. Saya respect kepada mereka sebagai person bukan aktivis gerakan A atau gerakan B, kader partai A atau partai B. Saya lebih melihat mereka sebagai orang-orang yang gelisah akan keadaan negeri ini, ikhlas tanpa kepentingan apapun.

Pagi tadi, ketika membuka email saya melihat ada pesan dari facebook. Ada komen di dinding saya. Isinya kurang lebih tentang jangan menulis yang memecah belah barisan dan sebangsanya. Akibat postingan saya yang sebelumnya tampaknya. Saya tak ambil pusing dengan itu. Berurusan dengan KDR memang seperti ini tampaknya, dan cukup militan tampaknya dia sehingga rasanya sulit menerima sesuatu dari yang bukan kelompoknya. Aneh, saya tak habis pikir, kenapa harus terkotak-kotakkan seperti ini.

---

Besok jumat kemudian sabtu dan magang pun selesai. Tadi ketemu dengan teman SMK dulu. Lupa namanya, jadi saya hanya panggil dia dengan “boy” dan “cuy” saja selama ngobrol. Untung dia tak sadar akan itu. Dapat sms lagi dari bang pepeng, katanya ada undangan dari Bapelda Batam, mengajak silaturahim sepertinya. Saya bilang terima saja, tak ada salahnya. Sekarang tinggal menunggu jadwal pertemuannya. Biar mereka yang atur.

***

Continue reading...

Rabu, 17 Juni 2009

PARADOKS KELULUSAN,,

Rasanya malas sekali beraktivitas hari ini. Penyakit lama selalu kambuh kalau sudah begini, tapi tinggal 2 minggu lagi dan setelah itu semuanya akan selesai. Semoga diberi kekuatan untuk menjalani sisa 2 minggu ini. Haah, rasanya belakangan ini saya jadi sering mengeluh, menghadapi berbagai kenyataan yang tak sesuai dengan harapan membuat saya jatuh kecewa. Tak ada yang ideal di dunia memang.

---

Kemarin baru saja pengumuman kelulusan. Aksi corat-coret dan konvoi tetap menjadi ritual yang tak tertinggalkan. Saya tak menyalahkan, toh dulu ketika lulus-lulusan saya juga melakukannya [walau akhirnya menyesal karena cat yang menempel di rambut tak bisa sepenuhnya dibersihkan hingga harus botak lagi]. Melihat mereka yang lulus saya menjadi berpikir, mereka yang lulus ini akan kemana nantinya. Hanya menambah angka-angka pengangguran dan menambah beban negara atau mampu menjadi sebuah agen peradaban yang mampu berkontribusi bagi negeri ini.

Sebagian dari mereka akan berebut melamar kerja, sebagian lagi mengisi ketidaksiapannya untuk turun ke dunia kerja dengan kuliah di kampus yang tersedia walau jurusannya tak dikenali sebelumnya. “Yang penting kuliah lah, dapet gelar dan tak terlihat sebagai pengangguran” ini pemikiran bodoh saya ketika pertama kali memutuskan untuk melanjutkan kuliah.

Kurang lebih dua bulan lagi, saya akan sama seperti mereka. Wisuda. Rasanya ini tujuan akhir kuliah. Dan ketika mendekati garis finish, saya semakin kebingungan dan cemas. “Mau kemana saya setelah ini?” bergabung lagi dengan tempat magang yang sekarang, tentu tak mungkin, saya sudah tak merasa cocok disana. Terlalu kompromistis, tak sesuai dengan saya. Sampai hari ini saya masih mengalami ketidakjelasan masa depan. Menjadi orang yang mencoba untuk terus idealis atau berubah jadi pragmatis dan mengalah dengan nilai-nilai di sekitar.
Tadi malam saya melakukan pertemuan dengan senior saya waktu di kampus. Banyak hal yang kami bicarakan. Tapi intinya adalah keinginannya untuk membentuk sebuah wadah pemuda untuk menanggapi isu-isu yang ada di batam khususnya masalah lingkungan. Saya pikir tak ada salahnya saya menerima tawaran ini.

---

Untuk para anggota dewan Batam yang baru terpilih sekarang, kurang lebih dua bulan jugga dari sekarang akan segera dilantik. Acara seremonial [lagi-lagi] yang memakan dana luar biasa besar sudah disiapkan. Fasilitas seperti baju dan lencana pun telah dipesan. Wajah-wajah baru yang siap merealisasikan janji-janjinya ketika kampanye kemarin.

Tapi lagi-lagi saya hanya melihat mereka sebagai politisi kelas kolam. Sempit dan tak menantang sama sekali. Walaupun didominasi oleh wajah-wajah baru dan muda, saya pesimis akan adanya perubahan. Sejauh yang saya lihat, hampir sama saja, sudah bersiap-siap untuk bermain proyek juga.

Semoga saya yang salah dan terlalu cepat mengambil keputusan.

***
Continue reading...

Selasa, 16 Juni 2009

Pola Dakwah Walisongo,,

Dapat sesuatu yang menarik untuk di posting. Saya rasa pola dakwah walisongo sejauh ini adalah yang paling tepat di Indonesia. Keberhasilannya telah terbuktikan dengan tersebarnya Islam di Indonesia ini. berikut adalah azas dakwah walisongo yang saya dapat dari sini komentar no 21. semoga bisa menjadi rujukan bagi kita semua.

Azas dakwah walisongo ada 10 :
1.Sugih tanpa banda (kaya tanpa harta)
artinya : jgn yakin pada harta….kebahagiaan dlm agama, dakwah jgn bergantung dgn harta.
Rata Penuh
2.Ngluruk tanpa bala (menyerbu tanpa banyak orang/tentara)
artinya : jgn yakin dgn banyaknya jumlah kita,…..yakin dgn pertolongan Allah.

3.Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang)
artinya : dakwah jgn menganggap hina musuh2 kita….kita pasti unggul tapi jgn merendahkan org lain (jgn sombong).

4.Mulya tanpa punggawa (mulia tanpa anak buah)
artinya : kemuliaan hanya dalam iman dan amalan agama bkn dgn bnyknya pengikut

5.Mletik tanpa sutang (melompat jauh tanpa tanpa galah/tongkat panjang)
artinya : niat utk dakwah keseluruh alam, Allah yg berangkatkan kita bukan asbab2 dunia spt harta dsb…pergi dakwah melintasi gunung2 tanpa kaki yg panjang…

6.Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap)
artinya : kita bergerak jumpa umat…dari orang2 ke orang…. jumpa ke rumah2 mereka ..terbang ke seluruh dunia untuk dakwah tanpa sayap (naik pesawat).

7.Digdaya tanpa aji-aji (sakti tanpa ilmu2 kedigdayaan)
Artinya : kita dakwah, Allah akan Bantu (jika kalian Bantu agama Allah, maka pasti Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian)

8.Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang)
Artinya : dakwah dgn hikmah, kata2 yg sopan, ahlaq yg mulia dan doa menangis2 pada Allah agar umat yg kita jumpai dan umat seluruh alam dapat hidayah….bukan dgn kekerasan….
nabi saw bersabda yg maknanya kurang lebih : ‘Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dgn hikmah) kpd mereka”

9.Kuncara tanpa wara-wara (menyebar/terkenal tanpa gembar-gembor/iklan2 dsb)
Artinya : bergerak terus jumpa umat, tdk perlu disiar2kan atau di umum2kan

10.Kalimasada senjatane
( senjatanya kalimat iman (syahadat))
Artinya : selalu mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada Allah, iman dan amal salih…
Continue reading...

Senin, 15 Juni 2009

Kejelasan Masa Depan..?

Sudah senin lagi, sepertinya makin cepat saja hari berlalu. Sabtu lalu saya baru saja menyelesaikan tugas saya sebagai PU Paradigma. Mubes yang dihadiri sekitar 15 orang kader baru ini mengantarkan saya menuju kesudahan aktivitas saya di organisasi mahasiswa. Ya, rasanya memang harus begitu. Dengan semakin dekatnya waktu kelulusan saatnya mengakhiri segala urusan kemahasiswaan.

Deadline pengurusan adminstrasi kelulusan yang diundur membuat saya sedikit lega. Walau pada akhirnya hanya membuktikan begitu seringnya saya mencari alasan untuk menunda pekerjaan. Aku rasa ini harus segera diperbaiki.
Pagi ini ada beberapa rencana kegiatan yang harus saya tunaikan. Pertama ke bank untuk transfer biaya pembelian buku, lalu melanjutkan magang setelah itu ke kampus untuk bicara tentang nP.

Berbicara tentang perantian kepemimpinan, saya punya harapan besar pada mereka penerus Paradigma. Setidaknya ketua terpilihnya saat ini adalah orang yang hanya fokus di Paradigma (tidak ada afiliasi dengan pihak lain), sehingga kesalahan saya sebagai ketua sebelumnya [semoga] tidak terjadi. Saya ingin melihat ide-ide revolusioner dan orisinil dari para pengurus yang baru yang tak hanya menjadi pembicaraan di tingkatan kampus tapi tingkatan Kota. Terlalu muluk, hhmm, saya rasa tidak.

Tinggal 2 minggu lagi pelaksanaan magang [sebenarnya pengen segera udahan] setelah itu saya akan benar-benar jadi pengangguran. Mau melamar kerja saya tak minat, ada alternatif kemarin katanya suruh ngumpulin CV biar nanti kalau ada perusahaan minta kampus yang masukin CV kita langsung. Tapi tetap saja saya tak tertarik. Yang lainnya lagi jadi PNS atau masuk Polisi. Tapi saya pun tak senang dengan itu. Bagi saya merka yang menjadi itu adalah mereka dengan semangat juang yang rendah. Saya sudah paham benar alur pemikirannya, tunjangan hari tua, jaminan kehidupan, halah, bagi saya mereka hanyalah kumpulan manusia tanpa impian yang lebih didominsi oleh rasa malas.

Mengharapkan gaji bulanan yang jelas, side job yang menjurus [udah pasti malah] ke korupsi, kolusi dan nepotisme serta kerjaan yang ringan. Padahal kalau dipikir dengan kejelasan penghasilan yang diterima sebenarnya juga berarti ketidakjelasan masa depan. Yah, itung-itungan masa depan jadi bisa dengan mudah dilakukan karena gaji bulanan yang sudah jelas diterima.

Yah sudahlah, setiap orang memang punya pilihan masing-masing.

Sekarang masih bulan Juni, rasanya Austus masih lama sekali. Berharap OSPEK segera tiba. Mau menyalurkan segala kepenatan.

***
Continue reading...

Jumat, 12 Juni 2009

KEINDONESIAAN KITA,,

Entah kenapa, malam ini saya kepikiran tentang pengaruh anak. Pengaruh dari buku yang saya baca tampaknya. Kecintaan terhadap anak mampu membutakan orang tua akan segalanya. Ada yang rela mempermalukan dirinya asal anaknya selamat, membuka aibnya agar aib sang anak tertutupi dan barisan yang kecewa paling pertama saat anak-anaknya mengalami kegagalan. Sebuah ambisi pribadi yang menjurus pada eksploitir anak menurut saya.

Kepada anak saya nanti, saya ingin mencintainya tanpa emosional sama sekali.

---

Film KCB diputar perdana kemarin. Imam jadi orang pertama yang begitu menggebu mengajak saya untuk menonton film tersebut. Ada amin, juang, sugi, andres juga ikut bujuknya, tapi setelah saya konfirmasi pada orang yang bersangkutan mereka jawab belum tahu mau ikut atau enggak. Heh, penipu juga ni orang.

Saya memang sama sekali tak berminat menonton film ini. Dari melihat trailernya saja saya tak suka. “Film Indonesia pertama yang syuting di Mesir”. Terus kenapa memangnya? Adakah itu sebuah prestasi? Sama sekali saya tak melihat itu. Saya tak senang dengan itu. Kurangkah tempat indah dan menawan di negeri ini. Ah, itu kan biar sama dengan latar novel best sellernya. Kalau seperti ini saya akan salahkan penulisnya. Tak bisakah ia menulis novel picisan best seller dengan berlatar indonesia saja.

Lagi yang lain yang tak saya senangi adalah efek sehabis nonton film ini. Ada orang yang sangat benci dan rasanya menganggap salah orang yang bergaya kebarat-baratan. Menggunakan pakaian dan bergaul ala kebarat-baratan tak sesuai dengan tradisi ketimuran katanya. Tapi efek menonton film ini saya pikir akan sama dengan efek film AAC sebelumnya. Tiba-tiba saja banyak orang menggunakan bahasa arab dalam pergaulan, cadar, celak dan semua yang berbau kearab-araban. Saya rasa itu bukan sebuah kesadaran akan berislam, tapi sebuah kesadaran tentang adanya sebuah dandanan baru yang menarik.

Kalau kebarat-baratan adalah sebuah kesalahan, maka saya pikir kearab-araban juga sama saja. Saya jadi mempertanyakan, di tengah banyaknya budaya di Indonesia rasanya tak ada sama sekali yang dibanggakan. Saya jadi mempertanyakan keindonesiaan kita.

**Selain kebarat-baratan dan kearab-araban satu lagi yang tak saya senangi adalah kejepang-jepangan [ada beberapa yang bergaya seperti ini]

---

Kemarin saya berpapasan dengan Windri MS di kampus. Dia menyapa saya dan bertanya tentang masalah sidang kemarin. Saya jawab sudah selesai dan berlalu begitu saja. Malamnya saya beberapa kali sms-an dengannya. Membawa saya teringat pada kejadian beberapa semester yang lalu. Saya lelah sekali malam itu.

***

Continue reading...

Kamis, 11 Juni 2009

PEMKORUP,,

Pukul 3:39 selesai mencetak buku TA 4 rangkap. Untung persediaan kertas yang cuma 1 rim cukup, jadi besok tinggal jilid. Setelah itu saya harus masih menemui beberapa orang untuk minta tanda tangan sebagai bukti bahwa saya bebas masalah [sepertinya saya tak pernah buat masalah]. Tinggal laboratorium, pembimbing TA, wali kelas, perpustakaan dan kaprodi, tinggal(?) itu artinya saya baru bebas masalah keuangan saja, Hmm, target besok wali kelas sama laboratorium harus sudah selesai.

Kemarin saya baru saja dapat sms dari pepenk lagi. Mulanya dia tanya apa kegiatan saya setelah jadi free-man sekarang ini, akhirnya dia ngajak ketemuan lagi buat bahas pemikiran-pemikiran yang masih belum bisa terealisasi semasa di K-PAL. Saya menyetujuinya, saya bilang hari minggu ini atau hari apapun mulai minggu depan. Sisa hari ke depan ini saya mau mempersiapkan LPj untuk Mubes LPM, untuk masalah jalan-jalan saya serahkan ke Wa, Farika, Halimah(?), Ridho dan Taufik (S1) aja. Pulau abang aja gimana(?) Diving disana pasti seru.

Rasanya saya makin muak saja dengan semua kebobrokan ini, tapi di sisi lain saya juga sering bingung, apa yang harus dan bisa saya lakukan. Tak mungkin orang-orang di atas itu tidak tahu bagaimana pola-pola kerja staff di bawahnya, tapi hal-hal seperti ini tetap saja terjadi. Kemarin pagi saya adalah satu-satunya anak magang yang ikut briefing pagi itu [karena cuma saya sendiri disana] yang lain pergi ke dinas semua untuk mengambil Dokumen lelang. Sugi ke Dinas PU dan Amin serta Juang ke Dinas Tata Kota.

Sekitar pukul ½ 11, Amin dan Juang tiba dan segera saja mereka cerita kejadian disana. Untuk biaya fotokopi dokumen lelang mereka dimintai Rp. 150.000 masing-masing. Jadi totalnya Rp. 300.000. SHIT. Fotokopi dimana si TUMBUR (ini orang pegawai dinas tata kota, kenalin, salah satu oknum PNS korup yang saya kenal, tapi saya masih belum punya bukti) itu, Cuma ambil dokumen yang kurang lebih 100 halaman saja sampai seharga segitu. Mendengar cerita itu jelas saja saya bingung, kaget bercampur marah, kami membahas itu seru sampai akhirnya Hadi keluar bertanya ada apa. Hhh, dia terlalu kompromistis rupanya, dia malah memilih lebih baik damai. Sudah saya duga saya tak cocok disini, terlalu pragmatis. Berbisnis dengan pemerintah memang seperti ini agaknya, tak profesional, birokrasi yang terlalu rumit dan berbelit. Tak bisakah semuanya selesai dengan jabat tangan saja, Bukankah birokrasi yang rumit adalah salah satu peluang untuk melakukan korupsi.

Saya rasa ini sudah keterlaluan, harus ada yang berani membongkar ini. Tapi permasalahannya pungli ini ibarat “babi ngepet”, ramai dibicarakan tapi susah untuk dibuktikan. Mental pengusahanya juga korup jadi sama saja. Ah, kalian masih terlalu muda. Paling itu yang selalu dijadikan alasan ketika hal-hal seperti ini kami anggap masalah besar.

Susah punya pemimpin yang hanya memikirkan pencitraan diri dan takut mengambil kebijakan non-populis. Yang dipikirkan hanya bagaimana bisa meraih citra diri yang baik sebagai bekal untuk mempertahankan jabatan atau naik ke jabatan yang lebih tinggi lagi. Sehingga soal-soal seperti ini selalu dianggap tak penting karena tak ada pengaruhnya dengan pencitraan diri.

AN****!!!

Continue reading...

Rabu, 10 Juni 2009

Quote Hari Ini,,

“Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.”

-GIE-
Continue reading...

Senin, 08 Juni 2009

Lelah Hari ini,,

Hari ini, setelah kemarin fokus ke masalah akademik saya kembali pada rutinitas magang yang membosankan. Entah karena sudah selesai sidang atau kenapa, tapi yang jelas saya merasa tak ada lagi yang menarik disana. Berkumpul dengan orang-orang itu makin memuakkan rasanya. Apalagi katanya akan ada pembuatan struktural di perusahaan ini, Oo, tunggu dulu, saya pikir saya tak berminat untuk terus melanjutkan disini setelah tamat kuliah nanti. I have another dream.

Tugas pertama yang saya terima adalah mengurusi proyek di dinas tata kota. Proyek semenisasi pulau. Sekitar jam 11 saya baru berangkat setelah sebelumnya memastikan apakah orang yang akan saya temui berada di kantor atau tidak. Biasalah berurusasn dengan pemerintah selalu seperti ini, kalau tak dipastikan ada di tempat terlebih dahulu bakalan kerja dua kali dan buang-buang waktu tentunya.

Dia baru ada di kantor jam 2, ah ngapain saja kerjanya, jam segini dah keluyuran. Ya sudahlah, saya berangkat sekarang saja, ada beberapa hal yang harus pula saya kerjakan. Lama menunggu balasan sms dari Agus pun tak kunjung tiba, hhh, kalau tak bisa dengan cara baik-baik, Ok, saya ambil option yang tidak baik-baik. I Quit.

Sambil menunggu jam 2 saya mampir dulu ke mesjid raya. Setelah sholat dzuhur ada prosesi pengislaman. Hmm, saya tak tertarik mengikutinya. Saya memutuskan untuk turun ke bawah dan duduk di sayap kanan sambil membaca buku yang dari tadi tersimpan dalam tas. Harus segera diselesaikan nih, masih banyak buku lain yang harus dibaca.

Jam 2 saya segera menuju ke kantor dinas tata kota yang terletak di kawasan REGATA. Berbekal sedikit petunjuk dari Juang saya mengira-ngira dimana kantornya berada yang saya tahu Kantornya tidak bagus. Akhirnya saya sampai juga di kantor dinas TK itu, kacau dan berantakan, itu kesan yang pertama kali saya dapatkan saat memasukinya. Kalau mengatur kantornya saja berantakan seperti ini bagaimana mungkin orang-orang disini bisa-bisanya dipercaya untuk mengatur Kota. Pantas saja wajah kota ini begitu semrawut.

Sampai disana saya segera bertanya pada salah satu Staff tentang keberadaan Metra. Lalu dia menunjuk ke lantai 3, “lantai 4 juga boleh kalo ada” guyonnya tak lucu. Saya hanya menanggapi dengan senyum sepantasnya dan berlalu.

Sampai di lantai 3, Metra belum ada, saya mencoba menghubuinginya kembali. “Masih di jalan” katanya di seberang telepon sana. Saya memutuskan untuk kembali ke lantai 1. Dan seperti yang telah menjadi kebiasaan PNS [yang saya percayai] staf yang saya tanyai tadi sedang santainya bermain spider solitaire. Saya duduk di dekatnya, tanpaknya ia agak risih juga karenanya.

Beberapa menit menunggu akhirnya Metra datang juga. Kesan saya setelah ngobrol dengannya, saya tak suka dengan dia. Orangnya sombong. Terlalu merendahkan lawan bicara.

Selesai berurusan dengannya saya kembali ke kantor untuk melapor. Pergi lagi ke ke gedung M3G di Baloi, saya melanjutkan pulang ke rumah untuk mengambil laptop. Berangkat ke kampus lagi untk konsultasi buku TA, sebelumnya saya memimpin rapat untuk mubes LPM bersama beberapa orang rekan. Eko yang seharusnya memimpin rapat tak bisa hadir karena harus duduk mendengarkan ceramah di kepanitiaan MOM. Hhh, anak ini memang seperti ini sifatnya. Tapi ya terserah dia lah.

Lagi-lagi saya berada dalam kepura-puraan.

Seusai rapat saya menghubungi teman untuk konsultasi buku TA. Akhir-akhir ini diiplin pribadi saya makin rendah saja. Saya masih belum merevisi buku TA seusai sidang kemarin. Mungkin harus belajar ke Defri untuk masalah keras kepala dalam tugas. Sial, tak ketemu dengan pembimbingnya. Besok saja saya selesaikan semuanya.

Tuntas sudah semua jadwal saya hari itu. Saat pulang saya bertemu dengan Pepenk, dia ngajak ngumpul lagi dengan komunitas lingkungan hidupnya. Saya jawab, kalau saya diundang saya pasti datang. Saya free-man sekarang. Keterikatan dengan masa lalu telah mulai saya lepaskan perlahan. Entah karena kekecewaan atau saya yang terlalu bebal.

***
Continue reading...

Jumat, 05 Juni 2009

Ini tentang Lingkungan kita [Batam Khususnya]

Selamat hari lingkungan hidup..!!

5 Juni ini adalah hari lingkungan hidup sedunia, bertepatan dengan hari ini pula Kota Batam tercinta menerima penghargaan adipura. Untuk yang ketiga kalinya pula. Masalah kriteria penilaian yang dipakai entahlah, penilaian secara objektif atau memang ada permainan di bawah meja.

Masih banyak permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada di Batam sebenarnya. Reklamasi tanah yang menggila di daerah punggur [bahkan di bengkong pun ada], tempat penampungan limbah serta emisi gas buang baik dari kendaraan maupun industri. Yah, dari yang kecil saja sebenarnya masih banyak permasalahan, sampah berserakan di TOS3000 yang belum terpecahkan, drainase yang hampir kacau balau [kalau tak ingin disebut rusak parah] mengakibatkan rusaknya jalan dan air tergenang bak kolam renang dan laut Hitam di Tanjung Uma [lihat, Batam pun punya laut hitam].

Tanggung jawab siapa?

Mengandalkan pemerintah sama dengan mengharapkan hujan di gurun pasir, hampir mustahil. Perjabat-pejabat itu cuman mikirin dirinya dan keluarganya. Kalau sampah itu atau limbah itu tidak membahayakan keluarganya maka peduli setan dengan itu semua. Rakyat cukup dijanjikan, dan mereka akan segera diam.

Pejabat Birokrat gendut itu hanya tahu bermalas-malasan saja di kantornya. Tanda tangan, terima duit main game komputer lagi. Mudah-mudahan ga cepet kena kolesterol orang-orang kayak gitu.

Dan untuk memperbaiki semua ini, perlu sebuah gerakan revolusioner dari para pemudanya. Orang-orang yang bisa bergerak lebih dinamis, cepat dan tepat dalam bertindak. Kalau jihad bisa dalam bentuk apa saja, rasanya jihad dalam bidang lingkungan juga perlu menjadi perhatian untuk melakukan perbaikan.

***Rata Penuh

Continue reading...

Kamis, 04 Juni 2009

KONSEKUENSI,,

Sudah 2 pagi belakangan ini hujan terus turun dan berhenti pada jam 7 nya. Setelah beberapa waktu hanya mengisi blog dengan lirik lagu untuk mengatasi kevakuman, akhirnya pagi ini saya memulai untuk menulis kembali. Memulai untuk melakukan kegiatan yang sepertinya telah cukup lama tertinggalkan.

Sudah dua hari berlalu sejak ujian sidang penentuan kelulusan. Pagi ini saya mulai dengan membaca koleksi komik lama saya, Yu-Gi-Oh. Nostalgia membaca komik dengan cerita-cerita ringan, sesuatu yang sudah lama tak saya lakukan. Heh, saya jadi merindukan masa-masa ketika sibuk mengoleksi komik dan membahasnya dengan teman-teman saya.

Oya, kemarin kiriman buku yang saya pesan baru saja sampai. Lumayan cepat juga, rasanya ini cara yang cukup praktis untuk membeli buku. Rectoverso dan Catatan Seorang Demonstran [Soe Hok Gie]. Khusus untuk CSD, senang rasanya bisa mendapatkan buku ini. Sudah cari di berbagai toko buku tapi tak pernah ketemu, akhirnya Buku legendaris catatan seorang aktivis idealis ini berada dalam genggaman saya, seutuhnya.

Isi buku ini merupakan catatan harian dari Soe Hok Gie, seorang aktivis yang meninggal pada usia 27 tahun di puncak gunung Semeru akibat keracunan gas kawah gunung. Buku dengan sampul berwarna hitam, merah dan putih ini merupakan tuangan kegalauan dari seorang aktivis intelektual dari kalangan sekuler.

Sudah beberapa minggu sejak saya mulai menarik diri dari kesibukan organisasi, dan efeknya saat ini mulai terlihat. Hubungan saya dengan beberapa orang di organisasi yang semula akrab berubah menjadi kaku. Mungkin karena saya yang menjauh memang, tapi baguslah, memang itu yang saya harapkan.

Saya tak ingin terlalu larut dalam suasana emosional yang pada akhirnya hanya melahirkan romantisme-romantisme tolol yang hampir tak ada gunanya. Kalaulah akibat dari semua ini adalah kesendirian maka saya akan lebih menyukai hal tersebut. Rasanya kesendirian lebih baik daripada hidup terkotak-kotakkan dan saling menjatuhkan. Bukankah Tuhan juga berkuasa dengan kesendiriannya.

Mengharapkan kebenaran dari hidup yang terkotak-kotakkan seperti itu naif rasanya. Mencari kebenaran perlu dilakukan dengan membuka pintu, jendela dan seluruh saluran kebenaran. Menerima cahaya kebenaran dari langit dari segala penjuru. Karena kebenaran hanya ada di langit, di dunia hanya ada palsu, palsu dan palsu...

***

Continue reading...