Sudah senin lagi, sepertinya makin cepat saja hari berlalu. Sabtu lalu saya baru saja menyelesaikan tugas saya sebagai PU Paradigma. Mubes yang dihadiri sekitar 15 orang kader baru ini mengantarkan saya menuju kesudahan aktivitas saya di organisasi mahasiswa. Ya, rasanya memang harus begitu. Dengan semakin dekatnya waktu kelulusan saatnya mengakhiri segala urusan kemahasiswaan.
Deadline pengurusan adminstrasi kelulusan yang diundur membuat saya sedikit lega. Walau pada akhirnya hanya membuktikan begitu seringnya saya mencari alasan untuk menunda pekerjaan. Aku rasa ini harus segera diperbaiki.
Pagi ini ada beberapa rencana kegiatan yang harus saya tunaikan. Pertama ke bank untuk transfer biaya pembelian buku, lalu melanjutkan magang setelah itu ke kampus untuk bicara tentang nP.
Berbicara tentang perantian kepemimpinan, saya punya harapan besar pada mereka penerus Paradigma. Setidaknya ketua terpilihnya saat ini adalah orang yang hanya fokus di Paradigma (tidak ada afiliasi dengan pihak lain), sehingga kesalahan saya sebagai ketua sebelumnya [semoga] tidak terjadi. Saya ingin melihat ide-ide revolusioner dan orisinil dari para pengurus yang baru yang tak hanya menjadi pembicaraan di tingkatan kampus tapi tingkatan Kota. Terlalu muluk, hhmm, saya rasa tidak.
Tinggal 2 minggu lagi pelaksanaan magang [sebenarnya pengen segera udahan] setelah itu saya akan benar-benar jadi pengangguran. Mau melamar kerja saya tak minat, ada alternatif kemarin katanya suruh ngumpulin CV biar nanti kalau ada perusahaan minta kampus yang masukin CV kita langsung. Tapi tetap saja saya tak tertarik. Yang lainnya lagi jadi PNS atau masuk Polisi. Tapi saya pun tak senang dengan itu. Bagi saya merka yang menjadi itu adalah mereka dengan semangat juang yang rendah. Saya sudah paham benar alur pemikirannya, tunjangan hari tua, jaminan kehidupan, halah, bagi saya mereka hanyalah kumpulan manusia tanpa impian yang lebih didominsi oleh rasa malas.
Mengharapkan gaji bulanan yang jelas, side job yang menjurus [udah pasti malah] ke korupsi, kolusi dan nepotisme serta kerjaan yang ringan. Padahal kalau dipikir dengan kejelasan penghasilan yang diterima sebenarnya juga berarti ketidakjelasan masa depan. Yah, itung-itungan masa depan jadi bisa dengan mudah dilakukan karena gaji bulanan yang sudah jelas diterima.
Yah sudahlah, setiap orang memang punya pilihan masing-masing.
Sekarang masih bulan Juni, rasanya Austus masih lama sekali. Berharap OSPEK segera tiba. Mau menyalurkan segala kepenatan.
Deadline pengurusan adminstrasi kelulusan yang diundur membuat saya sedikit lega. Walau pada akhirnya hanya membuktikan begitu seringnya saya mencari alasan untuk menunda pekerjaan. Aku rasa ini harus segera diperbaiki.
Pagi ini ada beberapa rencana kegiatan yang harus saya tunaikan. Pertama ke bank untuk transfer biaya pembelian buku, lalu melanjutkan magang setelah itu ke kampus untuk bicara tentang nP.
Berbicara tentang perantian kepemimpinan, saya punya harapan besar pada mereka penerus Paradigma. Setidaknya ketua terpilihnya saat ini adalah orang yang hanya fokus di Paradigma (tidak ada afiliasi dengan pihak lain), sehingga kesalahan saya sebagai ketua sebelumnya [semoga] tidak terjadi. Saya ingin melihat ide-ide revolusioner dan orisinil dari para pengurus yang baru yang tak hanya menjadi pembicaraan di tingkatan kampus tapi tingkatan Kota. Terlalu muluk, hhmm, saya rasa tidak.
Tinggal 2 minggu lagi pelaksanaan magang [sebenarnya pengen segera udahan] setelah itu saya akan benar-benar jadi pengangguran. Mau melamar kerja saya tak minat, ada alternatif kemarin katanya suruh ngumpulin CV biar nanti kalau ada perusahaan minta kampus yang masukin CV kita langsung. Tapi tetap saja saya tak tertarik. Yang lainnya lagi jadi PNS atau masuk Polisi. Tapi saya pun tak senang dengan itu. Bagi saya merka yang menjadi itu adalah mereka dengan semangat juang yang rendah. Saya sudah paham benar alur pemikirannya, tunjangan hari tua, jaminan kehidupan, halah, bagi saya mereka hanyalah kumpulan manusia tanpa impian yang lebih didominsi oleh rasa malas.
Mengharapkan gaji bulanan yang jelas, side job yang menjurus [udah pasti malah] ke korupsi, kolusi dan nepotisme serta kerjaan yang ringan. Padahal kalau dipikir dengan kejelasan penghasilan yang diterima sebenarnya juga berarti ketidakjelasan masa depan. Yah, itung-itungan masa depan jadi bisa dengan mudah dilakukan karena gaji bulanan yang sudah jelas diterima.
Yah sudahlah, setiap orang memang punya pilihan masing-masing.
Sekarang masih bulan Juni, rasanya Austus masih lama sekali. Berharap OSPEK segera tiba. Mau menyalurkan segala kepenatan.
***
0 komentar:
Posting Komentar