Rabu, 15 Juli 2009

Ini (bukan) Tulisan Cinta,,


Sampai hari ini, perlahan saya mulai mengenali diri. Pelan-pelan saya makin jelas tentang bagaimana saya selama ini. Rasanya ingin tertawa saja kalau ternyata apa yang saya lakukan selama ini bukan karena apa yang banyak orang lain bayangkan tentang saya. Melakukan penipuan, entahlah tapi rasanya bukan. Saat itu saya hanya belum mengenali kualitas diri saja.

Kalau sampai hari ini saya boleh mengklaim sendiri prestasi bagi diri ini, maka saya yang belum pernah berpacaran hingga saat ini mungkin bisa dijadikan salah satu rekor terbaik saya, salah satu prestasi saya. Bukan karena tak pernah jatuh cinta, tapi karena terlalu seringnya saya jatuh cinta.

Mulai dari SD saya sudah mencintai teman sekelas saya. Dan ini terus berlanjut hingga SMP, kemudian saat SMK dan hingga kini dari semester pertama hingga terakhir kuliah. Terhadap teman-teman wanita yang saya kenal selama bersekolah sulit bagi saya untuk tidak jatuh cinta. Terlalu lemah rasanya untuk tidak jatuh pada jebakan yang begitu sering hanya terlihat indah di luar namun banyak hal mematikan di dalamnya.

Tapi, mudahnya saya jatuh cinta tak berbanding lurus dengan mudahnya saya mengungkapkan cinta. Persoalan mengungkapkan cinta ini adalah persoalan yang sangat rumit dan sulit bagi saya. Ia serupa dengan pertaruhan harga diri. Dan saya bukan orang yang cukup kuat untuk malu menanggung luka pada harga diri ini. Lebih baik mati saja rasanya daripada harus menanggung malu seperti itu. Tapi persoalan bunuh diri ini pun bukan persoalan gampangan. Saya masih kerap belum siap untuk mati dengan cara seperti itu.

Jadilah selama ini, ekspresi cinta saya hanya saya lakukan di alam imajinasi. Ia lebih aman, lebih murah, dan lebih mudah. Saya bisa bebas kapan saya ingin mencintai, kapan saya ingin berhenti dan kapan mencintai lagi. Lebih aman pula karena saya bisa mencintai dua orang atau lebih tanpa harus mendapatkan siraman di muka seperti yang kerap diperlihatkan reality show saat ini. Lebih murah tentu saja karena mencintai dalam imajinasi tak perlu repot-repot menghabiskan ongkos untuk sekedar nonton, jalan atau makan.

rekor yang saya bukukan bukan karena kepatuhan saya terhadap nilai-nilai dan ajaran agama, saya bisa saja sering ngomong panjang lebar tentang larangan pacaran di depan orang, tapi kualitas diri saya bukan pada tahapan itu. Bukan karena kepatuhan itu. Lebih pada rasa malu saya, malu pada diri sendiri itu.

Dan tentu saja saya tak ingin membatasi diri untuk tidak jatuh cinta, karena cinta itu perlu bagi saya untuk menciptakan kedamaian dalam diri ini, menumbuhkan semangat kembali setiap hari. Maka untuk itu rasanya saya perlu lebih luas lagi dalam hal jatuh cinta ini, agar segala apa yang saya lakukan bisa selalu menggelora dan selalu luar biasa. Mungkin pada anak jalanan yang sibuk berjualan koran itu, ibu-ibu perkasa yang berjualan makanan menghidupi anak-anaknya atau siapapun orang yang saya temui di jalan.

***

4 komentar:

captain Gi mengatakan...

orang bodoh...
Bohong ko kan..???
kasian saya melihatnya, hahaha....

Novalisabatam mengatakan...

mmmmm............
menurutQ itu bukan jatuh cinta.
itu bisa rasa kagum, simpati dan sejenisnya lha.
coz yang namanya falling in love tu susah dapat momentnya. muncul nya nggak dlm waktu express dan berdekatan (itu menurutQ lho fik!).

yuda-saputra mengatakan...

makanya kalau emang jatuh cinta ama seseorang lebih baik ngmng aja ga usah di simpan dalam hati
biar ko tau juga perasaan cewek itu terhadap ko.......
oke

Mitha mengatakan...

Jadilah selama ini, ekspresi cinta saya hanya saya lakukan di alam imajinasi. Ia lebih aman, lebih murah, dan lebih mudah. Saya bisa bebas kapan saya ingin mencintai, kapan saya ingin berhenti dan kapan mencintai lagi. Lebih aman pula karena saya bisa mencintai dua orang atau lebih tanpa harus mendapatkan siraman di muka seperti yang kerap diperlihatkan reality show saat ini. Lebih murah tentu saja karena mencintai dalam imajinasi tak perlu repot-repot menghabiskan ongkos untuk sekedar nonton, jalan atau makan.

^^ wkwkwk... saya suka paragraf ini !!! Two thumbs ! :D