Akhirnya menulis lagi,,
setelah beberapa waktu mulai melupakan komitmen yang saya buat di awal kemarin, facebook memang membahayakan (ini serius berbahaya, lihat saja berita, berapa banyak sudah anak hilang korban facebook-an). Hmm, tapi saya masih dalam tahap membahayakan yang berkenan rasanya, belum sampai menghilangkan anak orang.
Baiklah, ini tulisan ke sekian yang diawali dengan kebingungan. Lebih pada sebuah keterpaksaan karena komitmen yang sudah terlanjur diucapkan. Saya mulai dari mana ya? Oya, jadwal menikah saya mungkin akan menjadi sedikit panjang, tahun 2012, menunggu giliran setelah kakak perempuan saya, lalu kegiatan masih menyenangkan seperti biasanya, bahkan lebih luar biasa, saya akan segera dapat pengalaman baru, BERTANI !!! Mungkin saya ceritakan lain waktu, mulai minggu depan, jadi tetap simak blog ini.
Oya, saya ceritakan tentang kabar MARIA saja ya? Mau dengar? Sudahlah anda jawab mau atau tidak pun saya tetap akan menuliskannya.
Sekedar me-review, MARIA adalah nama kucing saya, kucing kampung kurus dengan perpaduan warna bulu jingga dan putih yang dominan. Di tulisan sebelumnya saya telah menceritakan apa yang telah kucing ini berikan (penghuni baru itu.red) sekarang saya akan menceritakan lagi apa yang telah ia berikan pada saya, benar-benar kepada saya.
MARIA adalah tipikal kucing yang gampang sekali hamil menurut saya terlalu sering hingga saya sulit akhirnya mengidentifikasi yang mana pasangannya. bukan masalah sebenarnya sebelum ia menjadi bagian dari rumah kami, tapi begitu menjadi bagian dari rumah kami ada satu lagi yang ia berkan pada saya, sebuah pekerjaan.
Kucing kurus ini sengaja memilih tempat yang sulit untuk melahirkan anaknya, kotak berisi kain yang disediakan tak ia hiraukan. Ia lebih memilih bersalin di atas plafon rumah kami. Masalah dimulai setelah itu, pertama kali kami mengetahui dia melahirkan disana adalah karena ribut suara kucing diatas plafon saat tengah malam, iya beneran tengah malam. Jadilah si Maria itu sukses mengacaukan waktu istirahat kami.
Semenjak itu, tiap hari saya harus naik-turun ke atas plafon untuk memeriksa apakah anak-anak Maria masih hidup atau tidak, dan repotnya hampir tiap hari saya harus mengambil mayat anak kucing yang mati, berhadapan dengan maria yang berubah agresif. sampai tulisan ini ditulis anak kucing itu tinggal tersisa 1 ekor dari total 4 ekor, dan sekarang entah keman perginya tapi anak kucing itu sudah tak lagi menghuni plafon rumah kami.
Sekali lagi gara-gara ulah Maria saya menemukan sesuatu, rumah yang saya kira kecdil dan sempit ini ternyata begitu luasnya. terbukti ada bagian dari rumah saya yang masih jarang saya kunjungi. Kadang kebiasaan mengeluh membuat kita melupakan anugrah apa yang kita miliki saat ini.
Continue reading...
setelah beberapa waktu mulai melupakan komitmen yang saya buat di awal kemarin, facebook memang membahayakan (ini serius berbahaya, lihat saja berita, berapa banyak sudah anak hilang korban facebook-an). Hmm, tapi saya masih dalam tahap membahayakan yang berkenan rasanya, belum sampai menghilangkan anak orang.
Baiklah, ini tulisan ke sekian yang diawali dengan kebingungan. Lebih pada sebuah keterpaksaan karena komitmen yang sudah terlanjur diucapkan. Saya mulai dari mana ya? Oya, jadwal menikah saya mungkin akan menjadi sedikit panjang, tahun 2012, menunggu giliran setelah kakak perempuan saya, lalu kegiatan masih menyenangkan seperti biasanya, bahkan lebih luar biasa, saya akan segera dapat pengalaman baru, BERTANI !!! Mungkin saya ceritakan lain waktu, mulai minggu depan, jadi tetap simak blog ini.
Oya, saya ceritakan tentang kabar MARIA saja ya? Mau dengar? Sudahlah anda jawab mau atau tidak pun saya tetap akan menuliskannya.
Sekedar me-review, MARIA adalah nama kucing saya, kucing kampung kurus dengan perpaduan warna bulu jingga dan putih yang dominan. Di tulisan sebelumnya saya telah menceritakan apa yang telah kucing ini berikan (penghuni baru itu.red) sekarang saya akan menceritakan lagi apa yang telah ia berikan pada saya, benar-benar kepada saya.
MARIA adalah tipikal kucing yang gampang sekali hamil menurut saya terlalu sering hingga saya sulit akhirnya mengidentifikasi yang mana pasangannya. bukan masalah sebenarnya sebelum ia menjadi bagian dari rumah kami, tapi begitu menjadi bagian dari rumah kami ada satu lagi yang ia berkan pada saya, sebuah pekerjaan.
Kucing kurus ini sengaja memilih tempat yang sulit untuk melahirkan anaknya, kotak berisi kain yang disediakan tak ia hiraukan. Ia lebih memilih bersalin di atas plafon rumah kami. Masalah dimulai setelah itu, pertama kali kami mengetahui dia melahirkan disana adalah karena ribut suara kucing diatas plafon saat tengah malam, iya beneran tengah malam. Jadilah si Maria itu sukses mengacaukan waktu istirahat kami.
Semenjak itu, tiap hari saya harus naik-turun ke atas plafon untuk memeriksa apakah anak-anak Maria masih hidup atau tidak, dan repotnya hampir tiap hari saya harus mengambil mayat anak kucing yang mati, berhadapan dengan maria yang berubah agresif. sampai tulisan ini ditulis anak kucing itu tinggal tersisa 1 ekor dari total 4 ekor, dan sekarang entah keman perginya tapi anak kucing itu sudah tak lagi menghuni plafon rumah kami.
Sekali lagi gara-gara ulah Maria saya menemukan sesuatu, rumah yang saya kira kecdil dan sempit ini ternyata begitu luasnya. terbukti ada bagian dari rumah saya yang masih jarang saya kunjungi. Kadang kebiasaan mengeluh membuat kita melupakan anugrah apa yang kita miliki saat ini.