3. Menjauhi Partai dan Golongan
Perihal menjauhi partai-partai dan golongan-golongan, dikarenakan banyaknya pertentangan dan saling merendahkan antara golongan yang ada, dimana hal itu sama sekali tidak sesuai dengan ukhuwah islamiah.
Dakwah islamiah itu bersifat umum; untuk semua manusia. Dakwah itu bertujuan untuk menyatukan, bukan memecah belah. Dakwah ini tidak akan mungkin bangkit dan beraktivitas di jalannya, kecuali oleh orang yang bersih dari segala warna yang melingkupinya, sehingga ia pun ikhlas karena Allah semata. Pada awalnya, pernyataan ini tentu sulit diterima oleh jiwa-jiwa yang ambisius, yang ingin meraih kedudukan dan harta kekayaan melalui golongan dan jamaahnya. Oleh karena itu, kami lebih mengutamakan menjauhi semuanya dan bersabar atas segala kekurangan karena mempertahankan unsur-unsur yang saleh, sehingga tabir itu akan segera terkuak dan manusia akan mengetahui sebagian hakikat yang tersembunyi. Pada akhirnya, mereka akan kembali kepada khithah utama dan hati mereka dipenuhi oleh rasa yakin dan percaya.
Sekarang ketika perangkat dakwah semakin kuat, tiang penyangganya semakin kukuh sehingga mampu mengarahkan dan bukan diarahkan, mempengaruhi dan bukan dipengaruhi maka kita persilakan dengan hormat kepada para tokoh, pembesar, golongan dan organisasi untuk bergabung, meniti jalan dan beraktivitas bersama kami. Pada saat yang sama, mereka harus mau meninggalkan kebangggaan-kebanggaan kososng yang tidak bermakna, bersatu di bawah panji Al-Quran yang agung, bernaung di bawah naungan Rasulullah yang teduh, dan berjalan di atas manhaj Islam yang lurus.
Jika mereka berkenan menyambut panggilan ini maka itulah kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Dakwah pun akan dapat memaksimalkan penggunaan waktu dan mengoptimalkan potensi bersama mereka. Namun, jika mereka menolak, itu pun tidak menjadi masalah bagi kami untuk menunggu sejenak sembari memohon ma’unah kehadirat Allah, sehingga pada saatnya mereka akan terkepung dan sirnalah apa saja yang ada di tangan mereka. Pada akhirnya, mau tidak mau, mereka harus beramal demi dakwah dengan penuh kerendahan hati, walau mereka dulu menjadi tokoh penentang utamanya. Allah Maha memenangkan perkara-Nya, tetapi sebagian manusia tidak mengetahui.
Sumber : Risalah Pergerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun 1, hal 254
Perihal menjauhi partai-partai dan golongan-golongan, dikarenakan banyaknya pertentangan dan saling merendahkan antara golongan yang ada, dimana hal itu sama sekali tidak sesuai dengan ukhuwah islamiah.
Dakwah islamiah itu bersifat umum; untuk semua manusia. Dakwah itu bertujuan untuk menyatukan, bukan memecah belah. Dakwah ini tidak akan mungkin bangkit dan beraktivitas di jalannya, kecuali oleh orang yang bersih dari segala warna yang melingkupinya, sehingga ia pun ikhlas karena Allah semata. Pada awalnya, pernyataan ini tentu sulit diterima oleh jiwa-jiwa yang ambisius, yang ingin meraih kedudukan dan harta kekayaan melalui golongan dan jamaahnya. Oleh karena itu, kami lebih mengutamakan menjauhi semuanya dan bersabar atas segala kekurangan karena mempertahankan unsur-unsur yang saleh, sehingga tabir itu akan segera terkuak dan manusia akan mengetahui sebagian hakikat yang tersembunyi. Pada akhirnya, mereka akan kembali kepada khithah utama dan hati mereka dipenuhi oleh rasa yakin dan percaya.
Sekarang ketika perangkat dakwah semakin kuat, tiang penyangganya semakin kukuh sehingga mampu mengarahkan dan bukan diarahkan, mempengaruhi dan bukan dipengaruhi maka kita persilakan dengan hormat kepada para tokoh, pembesar, golongan dan organisasi untuk bergabung, meniti jalan dan beraktivitas bersama kami. Pada saat yang sama, mereka harus mau meninggalkan kebangggaan-kebanggaan kososng yang tidak bermakna, bersatu di bawah panji Al-Quran yang agung, bernaung di bawah naungan Rasulullah yang teduh, dan berjalan di atas manhaj Islam yang lurus.
Jika mereka berkenan menyambut panggilan ini maka itulah kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Dakwah pun akan dapat memaksimalkan penggunaan waktu dan mengoptimalkan potensi bersama mereka. Namun, jika mereka menolak, itu pun tidak menjadi masalah bagi kami untuk menunggu sejenak sembari memohon ma’unah kehadirat Allah, sehingga pada saatnya mereka akan terkepung dan sirnalah apa saja yang ada di tangan mereka. Pada akhirnya, mau tidak mau, mereka harus beramal demi dakwah dengan penuh kerendahan hati, walau mereka dulu menjadi tokoh penentang utamanya. Allah Maha memenangkan perkara-Nya, tetapi sebagian manusia tidak mengetahui.
Sumber : Risalah Pergerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun 1, hal 254
0 komentar:
Posting Komentar