Semoga dia bukan LINTAH..
-kekhawatiran setelah melihat situasi dan kemiripan dengan cerita Djenar Maesa Ayu-
Continue reading...
Senin, 28 September 2009
Selasa, 08 September 2009
PILKARET DI KAMPUNG SAYA (Bagian -1)
“Ya Alloh Lunasilah hutang-hutangku, serta jauhkanlah aku dari kemalasan serta kemiskinan”
Amiiin.
Amiiin.
Sengaja saya buka dengan doa seperti ini karena akhir-akhir ini saya malas sekali menulis. Alhasil jadilah blog ini seperti terbengkalai. Ada banyak hal yang ingin saya tuliskan sebenarnya, kegelisahan, cemas, bahagia, sedih dan lainnya hanya saja ketika ia diniatkan agar menjadi tulisan maka kemalasan dengan derasnya melanda.
Semenjak lulus kuliah kemarin praktis seharian saya di rumah terus. Harusnya menulis bisa menjadi lebih produktif karena tak ada kerja lainnya, tapi ternyata saya salah. Diam membuat saya jadi tak peka dengan keadaan sekeliling. Berita saya ketinggalan, informasi kehilangan, hasilnya saya makin terpuruk dalam kemalasan.
Ternyata benar adanya, emotion depend on motion. Ketika diam maka emosi juga cenderung stabil tak ada yang membuatnya menggelegak sedemikian rupa. Tapi akhirnya saya tahu, cara untuk mengatsinya mudah saja. Saya harus terus bergerak.
Banyak hal yang terjadi belakangan ini, mulai dari konflik Indonesia – Malaysia, Pelantikan anggota dewan yang baru, tawaran pekerjaan, Target menamatkan novel baru, proses pencarian novel yang akan diterbitkan hingga Ibu saya yang menolak ditawari jadi RT.
Saya tak ingin membahas semuanya. Konflik Indonesia – Malaysia, saya malas menanggapi masalah adu domba seperti ini. Pelantikan anggota dewan yang baru, harapan saya semoga mereka bisa menjaga dirinya sendiri dari godaan di dewan selama 5 tahun ke depan. Tawaran pekerjaan, saya masih belum berminat untuk mencari kerja [di Lobam, terancam tidak lebaran nanti]. Novel “Negeri 5 Menara”, ini novel wajib baca sepertinya. Tinggal tunggu dia jadi best seller dan semua orang rebutan buat beli. Selanjutnya dalam 2 minggu ini sudah ada 2 orang yang mengirimkan naskahnya untuk diterbitkan di newParadigma, tinggal proses seleksi.
Nah, ini yang terakhir dan terpenting. Pemilihan RT di kampung saya.
Saya ingin membahas tentang ini. Rasanya lebih menarik. Tidak terlalu rumit, jadi tidak terlalu memaksakan otak saya bekerja terlalu keras. Maklum punya saya cukup pas-pasan, takutnya bakal overheat kalau terlalu dipaksakan.
Tapi sayang, rasanya saya sudah terlalu mengantuk. Cerita tentang pemilihan RT di kampung saya terpaksa harus ditunda di postingan selanjutnya.
***
Langganan:
Postingan (Atom)