Senin, 08 Juni 2009

Lelah Hari ini,,

Hari ini, setelah kemarin fokus ke masalah akademik saya kembali pada rutinitas magang yang membosankan. Entah karena sudah selesai sidang atau kenapa, tapi yang jelas saya merasa tak ada lagi yang menarik disana. Berkumpul dengan orang-orang itu makin memuakkan rasanya. Apalagi katanya akan ada pembuatan struktural di perusahaan ini, Oo, tunggu dulu, saya pikir saya tak berminat untuk terus melanjutkan disini setelah tamat kuliah nanti. I have another dream.

Tugas pertama yang saya terima adalah mengurusi proyek di dinas tata kota. Proyek semenisasi pulau. Sekitar jam 11 saya baru berangkat setelah sebelumnya memastikan apakah orang yang akan saya temui berada di kantor atau tidak. Biasalah berurusasn dengan pemerintah selalu seperti ini, kalau tak dipastikan ada di tempat terlebih dahulu bakalan kerja dua kali dan buang-buang waktu tentunya.

Dia baru ada di kantor jam 2, ah ngapain saja kerjanya, jam segini dah keluyuran. Ya sudahlah, saya berangkat sekarang saja, ada beberapa hal yang harus pula saya kerjakan. Lama menunggu balasan sms dari Agus pun tak kunjung tiba, hhh, kalau tak bisa dengan cara baik-baik, Ok, saya ambil option yang tidak baik-baik. I Quit.

Sambil menunggu jam 2 saya mampir dulu ke mesjid raya. Setelah sholat dzuhur ada prosesi pengislaman. Hmm, saya tak tertarik mengikutinya. Saya memutuskan untuk turun ke bawah dan duduk di sayap kanan sambil membaca buku yang dari tadi tersimpan dalam tas. Harus segera diselesaikan nih, masih banyak buku lain yang harus dibaca.

Jam 2 saya segera menuju ke kantor dinas tata kota yang terletak di kawasan REGATA. Berbekal sedikit petunjuk dari Juang saya mengira-ngira dimana kantornya berada yang saya tahu Kantornya tidak bagus. Akhirnya saya sampai juga di kantor dinas TK itu, kacau dan berantakan, itu kesan yang pertama kali saya dapatkan saat memasukinya. Kalau mengatur kantornya saja berantakan seperti ini bagaimana mungkin orang-orang disini bisa-bisanya dipercaya untuk mengatur Kota. Pantas saja wajah kota ini begitu semrawut.

Sampai disana saya segera bertanya pada salah satu Staff tentang keberadaan Metra. Lalu dia menunjuk ke lantai 3, “lantai 4 juga boleh kalo ada” guyonnya tak lucu. Saya hanya menanggapi dengan senyum sepantasnya dan berlalu.

Sampai di lantai 3, Metra belum ada, saya mencoba menghubuinginya kembali. “Masih di jalan” katanya di seberang telepon sana. Saya memutuskan untuk kembali ke lantai 1. Dan seperti yang telah menjadi kebiasaan PNS [yang saya percayai] staf yang saya tanyai tadi sedang santainya bermain spider solitaire. Saya duduk di dekatnya, tanpaknya ia agak risih juga karenanya.

Beberapa menit menunggu akhirnya Metra datang juga. Kesan saya setelah ngobrol dengannya, saya tak suka dengan dia. Orangnya sombong. Terlalu merendahkan lawan bicara.

Selesai berurusan dengannya saya kembali ke kantor untuk melapor. Pergi lagi ke ke gedung M3G di Baloi, saya melanjutkan pulang ke rumah untuk mengambil laptop. Berangkat ke kampus lagi untk konsultasi buku TA, sebelumnya saya memimpin rapat untuk mubes LPM bersama beberapa orang rekan. Eko yang seharusnya memimpin rapat tak bisa hadir karena harus duduk mendengarkan ceramah di kepanitiaan MOM. Hhh, anak ini memang seperti ini sifatnya. Tapi ya terserah dia lah.

Lagi-lagi saya berada dalam kepura-puraan.

Seusai rapat saya menghubungi teman untuk konsultasi buku TA. Akhir-akhir ini diiplin pribadi saya makin rendah saja. Saya masih belum merevisi buku TA seusai sidang kemarin. Mungkin harus belajar ke Defri untuk masalah keras kepala dalam tugas. Sial, tak ketemu dengan pembimbingnya. Besok saja saya selesaikan semuanya.

Tuntas sudah semua jadwal saya hari itu. Saat pulang saya bertemu dengan Pepenk, dia ngajak ngumpul lagi dengan komunitas lingkungan hidupnya. Saya jawab, kalau saya diundang saya pasti datang. Saya free-man sekarang. Keterikatan dengan masa lalu telah mulai saya lepaskan perlahan. Entah karena kekecewaan atau saya yang terlalu bebal.

***

0 komentar: