Jumat, 01 Mei 2009

ISI DALAM MOBIL MERAH ITU

Tugas luar yang saya dapatkan hari ini di tempat magang, saya manfaatkan untuk sekalian mengurusi masalah organisasi kampus juga (maaf, Om Hadi dan Om Karyo). Setelah menyelesaikan tugas luar saya tak langsung pulang ke kantor, Saya memacu MIO ke arah Gramedia BCS untuk mengambil buku-buku door prize pada acara Talk Show Kepenulisan yang akan kami selenggarakan.

Setelah berhasil mengambil buku yang dijanjikan saya segera bergegas untuk ke kampus menyerahkan buku-buku tersebut untuk dibungkus sekaligus mengambil bahan tugas saya selanjutnya. Dalam perjalanan pulang tak ada sesuatu yang istimewa, hanya lampu merah persimpangan BNI yang mati, sedang rusak tampaknya hingga akhirnya Polisi disana yang mengatur alur kendaraan secara manual. Terima kasih pak, ucap saya dalam hati. Ada sebuah rasa penghormatan yang besar pada polisi tersebut, betapa tidak di tenga terik matahari tersebut dia dengan gagahnya mengatur alur kendaraan sambil sesekali menyeka peluh yang telah membasahi mukanya.

Ah, akhirnya giliran saya jalan. Sekali lagi terima kasih pak atas kerja kerasnya, teriakku dalam hati. MIO tetap melaju menuju ke kampus tercinta (menghitung hari menuju selesainya masa berlaku sebagai mahasiswa) seperti biasa jalan terdekat menuju kampus ialah lewat Yos Sudarso. MIO makin melaju karena memang saya tak punya banyak waktu lagi, beberapa mobil yang berjalan lambat sudah saya salip *dasar ga mikir, situ enak naik mobil, jalan lambat-lambat, ini yang di luar panas tau* sampai akhirnya di depan tempat les bahasa inggris ??? saya berjalan di sebuah mobil sedan berwarna merah. Cepat tidak, lambat pun tidak, saya benci sesuatu yang tanggung-tanggung seperti ini, susah jadinya.

Kemarahan saya hampir memuncak berjalan di belakang mobil merah arogan itu, dan kejadian berikutnya membuat emosi saya makin menggelegak sampai ke ubun-ubun. Dengan begitu santainya orang di dalam mobil itu membuang sampah air mineral gelas ke luar jendela dengan sesukanya. Wah tak bisa dimaafkan lagi ini, ingin rasanya saya memaki orang dalam mobil merah tersebut, dengan didorong perasaan tersebut saya pun menyalip mobil merah itu. Pemandangan berikutnya yang saya dapati sangat mengejutkan, dari kaca mobil yang turun sedikit terlihat dua orang polisi memakai baret coklat sedang asyik ngobrol.

Melihat isi dalam mobil merah itu saya pun segera berlalu mendahului mobil tersebut. Rasa marah saya mendadak langsung hilang, berganti rasa kecewa yang mendalam karena saya terlalu mudah menilai sesuatu tanpa mencari tahu lebih dalam terlebih dahulu.

0 komentar: