Minggu, 08 Maret 2009

KP yang MEMALUKAN..

Kebanggaan dan memalukan merupakan sesuatu yang bertolak belakang. Hampir tak ada orang yang selalu berbuat hal yang membanggakan, pastilah suatu saat ia pernah melakukan hal memalukan.

Saat ini, saya mengalami hal itu. Hal ini sangat mengganggu saya, bagaimana mungkin apa yang selalu saya banggakan selama ini ternyata mengandung kenyataan yang sangat memalukan. Apa yang selama ini saya kagumi sekalipun tak pernah mengerti ternyata adalah sesuatu yang menjadi olokan, cibiran dan kerap dianggap sebagai sampah masyarakat.

Cerita tentang heroismenya kini tak mampu lagi membuat saya tegak menatap dunia, yang terbayang kemudian selalu saja hal memalukan tersebut. Saya tak pernah habis pikir bagaimana mungkin ini semua bisa terjadi. Baiklah, mungkin ini kelihatan sepele untuk sebagian orang tapi tidak bagi saya yang terlanjur kagum padanya.

Tulisan kali ini adalah tentang kenyataan bahwa arjuna adalah seorang banci.

Buku mahabharata yang saya beli mengungkapnya. Kenyataan ini saya dapati ketika keluarga pandawa harus menjalani hidup dalam penyamaran di tahun ketiga belas masa hukumannya. Satu persatu dari mereka harus menyamar tanpa seorangpun boleh mengenali. Jadilah kemudian mereka mulai berperan sebagai orang lain. Yudhistira saudara tertuanya harus menyamar sebagai sanyasin (penasihat raja Matsya, Wirata), Bhimasena menjadi juru masak istana. Nakula dan Sahadewa menjadi tukang kuda dan gembala sapi. Sedang Draupadi (istri bersama pandawa) menjadi sairandri (pelayan permasiuri raja).

Lantas Arjuna, saudara pandawa yang paling sakti mandraguna dan ahli mengunakan berbagai macam senjata. Menyamar sebagai apa dia? Ini yang kemudian membuat saya shock. Arjuna, ksatria tanpa tanding itu menyamar menjadi perempuan dan guru tari.

Ingin teriak saya rasanya mengetahui hal ini,

Kutuk pastu (KP) yang didapatkan Arjuna dari Urwasi karena menolak asmaranya membuatnya menjadi banci. Karena itu ia dapat bertingkah laku seperti perempuan kapanpun dia mau. Yah, kutuk pastu (KP) adalah kutukan yang menjadi kenyataan.

Selalu saja ada hal memalukan di balik kebanggaan-kebanggaan

1 komentar:

yuda-saputra mengatakan...

maka dari itu kita jangan mengagumi seseorang itu sebelum kita tau tentang jati diri orang tersebut sebenarnya..